Kamis, 26 Oktober 2023

Kunjungan staf lurah Ragunan di RQ Al Badr

Di penghujung bulan Oktober 2023, Rumah Qur'an Al Badr kembali menerima kunjungan kerja dari staf Kesra Kelurahan Ragunan, ibu Erlina.

Kedatangan ibu Erlina di sekretariat Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, didampingi pula oleh ibu Nazilah yang mewakili ketua Rt 001 Rw 09, bapak Rahman.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, kunjungan staf Kesra Kelurahan Ragunan di sekretariat Rumah Qur'an Al Badr untuk meninjau kegiatan pendidikan Al Qur'an bagi masyarakat.

Dari Rumah Qur'an Al Badr, turut menyambut kedatangan staf Kesra kelurahan Ragunan tersebut, 16 orang santri yang merupakan santri santri gabungan dari kelas belajar / halaqah ke 1 dan ke 2 yang pada saat itu memang bertepatan dengan jadwal kegiatan belajarnya.

Kehadiran para santri tersebut didampingi oleh dua orang guru pembimbingnya, yaitu ustadz Salim. Lc. dan ustadzah Badriyah. S.PdI

Kunjungan kerja staf Kesra Kelurahan Ragunan kali ini merupakan kunjungan silaturahmi lanjutan atas kunjungan kerja yang pertama kalinya di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, pada saat event peresmian dibentuknya kelas belajar / Halaqah mengaji yang ke 5 ( program Maghrib mengaji ) tepat satu tahun yang lalu, yaitu di bulan Oktober 2022.


Baca juga :

Arsip berita kunjungan perdana staf lurah Ragunan




Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, beberapa santri dari halaqah 1 dan 2 

Dalam kunjungan kerja yang ke dua ini, ibu Erlina yang terhitung sejak tahun 2023 menjabat sebagai staf Kesra Kelurahan Ragunan berkesempatan untuk meninjau langsung jalannya kegiatan belajar Al Qur'an di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, ibu Erlina, staf Kesra Kelurahan Ragunan saat sedang berbincang bincang dengan ketua Rumah Qur'an Al Badr, ustadz Salim. Lc. mengenai program kerja dan perkembangan kegiatan di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta,  Kamis, 26 Oktober 2023.

Dalam sesi perbincangan hangat antara para guru bersama dengan ibu Erlina, manajemen Rumah Qur'an Al Badr berkesempatan pula untuk menyampaikan beberapa informasi mengenai perkembangan dakwah, khususnya yang terkait dengan kegiatan belajar di Rumah Qur'an Al Badr.



Jadwal kegiatan rutin di Rumah Qur'an Al Badr, Oktober 2023.

Dari sisi jumlah kelas pembelajaran, saat ini telah terdapat 8 kelas belajar ( halaqah ) yang secara rutin membimbing pembelajaran Al Qur'an bagi 84 siswa yang tergabung dalam 8 kelas pembelajaran :

6 halaqah anak anak kelas sore.

2 halaqah anak anak kelas Maghrib mengaji.


Sementara untuk kajian kelas usia dewasa, terdapat 3 halaqah belajar yang terdiri dari :

1 halaqah bapak bapak dan remaja putra.

2 halaqah ibu ibu dan remaja putri.


Selain kajian pembelajaran Al Qur'an, kegiatan lainnya yang juga diselenggarakan adalah kajian pembinaan Tauhid Islamiah, dan bimbingan bahasa Arab tingkat dasar.


Dalam kunjungan silaturahmi tersebut, ibu Erlina berpesan agar manajemen Rumah Qur'an Al Badr dapat terus menyelenggarakan dan konsisten dalam mengembangkan bimbingan pengajaran Al Qur'an kepada masyarakat, baik bagi generasi muda maupun masyarakat secara keseluruhan.

Manajemen Rumah Qur'an Al Badr berharap, semoga dengan terselenggaranya kunjungan silaturahmi dari staf kelurahan Ragunan di Rumah Qur'an Al Badr dapat menjadi sebuah harapan baru bagi berkembang nya dakwah melalui bidang pendidikan Al Qur'an di tengah masyarakat.

Sehingga dengan demikian, diharapkan dapat semakin luas pula ruang lingkup khidmah pendidikan Rumah Qur'an Al Badr bagi masyarakat, yang tentunya akan dapat tercapai berkat beragam dukungan yang diberikan baik secara moril maupun materi bagi keberhasilan program dakwah Rumah Qur'an Al Badr untuk masyarakat Indonesia.



Perkembangan belajar santri kelas anak usia sekolah di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, Oktober 2023




Halaqah 1, guru pembimbing ustadzah Badriyah. S.PdI




Halaqah 2, guru pembimbing ustadz Salim. Lc.




Halaqah 3, guru pembimbing ustadz Salim. Lc.




Halaqah 4, guru pembimbing ustadzah Badriyah. S.PdI




Halaqah 5 ( Maghrib mengaji ), guru pembimbing ustadz Rizki




Halaqah 6, guru pembimbing ustadz Rizki 




Halaqah 7, guru pembimbing ustadz Aldy. Sy.




Halaqah 8 ( Maghrib mengaji ), guru pembimbing ustadz Aldy. Sy.








Senin, 16 Oktober 2023

Pekan pendaftaran santri baru

Beberapa pekan setelah diresmikannya kelas pembelajaran yang baru untuk kelompok anak usia sekolah, Rumah Qur'an Al Badr kembali memperluas pelayanan bimbingan pendidikan Al Qur'an bagi masyarakat dengan membuka pendaftaran bagi calon peserta baru, di kelas belajar baca Al Qur'an untuk kategori peserta Ikhwan dewasa ( bapak bapak dan remaja putra ) serta akhwat dewasa ( ibu ibu dan remaja putri ).

Flyer pendaftaran peserta kajian belajar baca Al Qur'an kelas Ikhwan dewasa ( bapak bapak dan remaja putra )

Flyer pendaftaran peserta kajian belajar baca Al Qur'an kelas Akhwat dewasa ( ibu ibu dan remaja putri )

Jadwal yang dicanangkan untuk kelas pembelajaran baru tersebut adalah di setiap hari Ahad, jam 20.00 sampai selesai untuk kelas Ikhwan dewasa ( bapak bapak dan remaja putra ), serta di setiap hari Kamis, jam 09.00 sampai selesai untuk kelas akhwat dewasa ( ibu ibu dan remaja putri ).

Kesempatan pendaftaran peserta baru kajian belajar belajar membaca Al Qur'an dibuka hingga akhir Oktober 2023 M.

Informasi pendaftaran selengkapnya dapat diperoleh melalui nomer contact : 

WhatsApp 0877.7788.0061  ( Suryono )


Tujuan dari dibukanya pendaftaran bagi calon peserta yang baru pada kegiatan belajar baca Al Qur'an ini merupakan satu bentuk komitmen dari Rumah Qur'an Al Badr untuk berkhidmah kepada masyarakat di bidang pendidikan Al Qur'an dengan merealisasikan program "Keluarga Sakinah".

Program "Keluarga Sakinah" merupakan program terobosan Rumah Qur'an Al Badr untuk membimbing setiap keluarga muslim yang berada di lingkungan masyarakat agar lebih mengenal dan mencintai Al Qur'an sebagai petunjuk hidupnya yang akan diawali dengan belajar membaca Al Qur'an secara baik dan benar.


Sebuah nasihat serta perbekalan ilmu 

Membaca adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh setiap muslim dalam berinteraksi terhadap Al Qur'an. Hal tersebut sesungguhnya merupakan cerminan dari makna filosofis serta hikmah dari peristiwa diturunkannya Al Qur'an untuk yang pertama kalinya kepada Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam di gua Hira.

Wahyu pertama yang diterimanya tersebut merupakan sebuah kata perintah "Iqra", yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bermakna kata perintah "Bacalah" !.

( surah Al Alaq : 1 )

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwasanya kegiatan membaca ( tilawah ) Al Qur'an yang dilakukan pada hari ini, ketika Al Qur'an telah selesai diturunkan seluruhnya adalah tahapan yang paling awal bagi setiap muslim dan muslimah dalam mempelajari dan memahami Al Qur'an sebagai pedoman dan petunjuk hidupnya.

Dengan demikian sangatlah dianjurkan bagi seluruh kaum muslimin untuk mau mempelajari cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah dalam ilmu Tajwid agar bacaan Al Qur'an yang dilantunkannya sesuai dengan bacaan yang dilantunkan oleh nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam sejak 14 abad yang lalu.


Makna filosofis Iqro

Nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam adalah figur yang telah terpilih, dengan segenap kelebihan dan keutamaannya, serta dengan tingkat kecerdasannya yang sangat tinggi beliau memiliki sifat Al Fathonah, namun demikian sebagai seorang utusan Allah, beliau tidaklah memiliki kemampuan untuk membaca ataupun menulis ( Ummi ). 

Hal ini tentu saja memiliki hikmah hikmah tersendiri yang menunjukkan bahwasanya Al Qur'an adalah mukjizat berupa firman firman Allah dan bukanlah sebagai hasil kecerdasan pemikiran dan produk tulisan sastra buatan mahluk / manusia.

Beliau pun dibimbing langsung oleh malaikat Jibril Alayhissalam yang kemudian mengajarkannya membaca, menghafal, serta memahami kandungan yang terdapat di dalam surat Al Alaq, ayat 1 sampai 5.

Setelah diturunkannya ayat pertama hingga ayat ke 5 dari surah Al Alaq, tahapan turunnya Al Qur'an dilanjutkan kembali dengan disampaikannya rangkaian ayat ayat berikutnya oleh Jibril Alayhissalam di dalam banyak kesempatan dan waktu, baik ketika nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam masih berada di kota Mekah ( ayat ayat Makkiyah ) hingga saat beliau dan para sahabatnya hijrah dan menetap di kota Madinah. ( ayat ayat Madaniyah ).

Ayat demi ayat pun silih berganti diturunkan sesuai dengan rentetan petistiwa yang tengah terjadi di tengah masyarakat Arab kala itu ( asbabun nuzul ), berikut dengan hikmah hikmah lain yang juga menyertainya.

Pada puncaknya, diturunkannya Al Qur'an kemudian sampai pada bagian akhir dari Al Qur'an, yaitu pada saat disampaikannya sebuah statement berupa legitimasi dari Allah Subhanahu Wa Ta'Alaa, berupa sebuah ayat yang ke 5 dari surah Al Maidah, pada suatu kesempatan ketika Rasulullah shalallahu alayhi wasallam berhaji Wada ( perpisahan ) di padang Arofah bersama para sahabatnya.

Sejak dari permulaan hingga selesainya wahyu diturunkan, Al Qur'an telah dibaca, dihafalkan, dipelajari, dan diimplementasikan langsung di dalam kehidupan masyarakat kala itu.


Keteladanan dari dua golongan sahabat nabi

Di antara para sahabat nabi, ada segolongan orang yang sedari awal telah memiliki kepandaian dalam membaca dan menulis kalimat kalimat sastra berbahasa Arab, maka mereka pun menghafalkan Al Qur'an sambil mendokumentasikan redaksi ayat ayat Al Qur'an yang telah diterima, diajarkan, dan dihafalkannya langsung dari nabi di atas media tulis seadanya, seperti lembaran lembaran kulit kering, kepingan batu, permukaan kayu, dan pelepah kurma. Di antara contoh para sahabat yang terampil dalam membaca dan menulis adalah para Khulafaur Rasyidin, kemudian Zaid bin Tsabit, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqqash.

Sementara itu, sebagian dari para sahabat nabi yang lainnya ada pula yang kebetulan tidak memiliki kemampuan baca dan menulis, namun mereka juga turut bersemangat dalam membaca Al Qur'an, yaitu dengan cara menghafalkannya, merenungkannya, serta mengamalkannya secara bersama sama.

Di antara para sahabat nabi yang tidak memiliki ketrampilan dalam membaca dan menulis namun memiliki hafalan Al Qur'an yang baik contohnya adalah Anas bin Malik, serta Bilal bin Rabbah.

Seperti halnya perjalanan sejarah yang telah berlalu di masa kehidupan nabi bersama dengan para sahabatnya, pada hari ini masyarakat muslimin hendaknya turut pula meneladani sikap serta perikehidupan nabi bersama dengan para sahabat sahabatnya di dalam berinteraksi dengan Al Qur'an yaitu dengan cara membaca, mempelajari, dan memahaminya, hingga sampai pada tahapan mengamalkannya di dalam kehidupan bermasyarakat.


Dua cara dalam membaca Al Qur'an

Sebagian dari kaum muslimin yang hidup pada masa sekarang ini beramai ramai turut  serta dalam mempelajari Al Qur'an, baik di lembaga lembaga pendidikan formal ( Mahad atau madrasah ) maupun di lembaga lembaga pendidikan informal ( Pondok Pesantren, Rumah Qur'an, TPA /TPQ ).

Apa yang mereka pelajari adalah ilmu ilmu yang berkaitan dengan  Al Qur'an, seperti ilmu Tajwid, Tahsin, dan Qiroah hingga berlanjut pada tahapan Tahfidz Al Qur'an ( kegiatan menghafal ) dengan metode secara talaqi ( dibimbing langsung oleh guru / ustadz ).


Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian Tahsin dan belajar membaca Al Qur'an yang dibimbing langsung oleh ustadz Salim. Lc 

Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian Tahsin dan belajar membaca Al Qur'an yang dibimbing langsung oleh ustadz Salim. Lc 

Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian Tahsin dan belajar membaca Al Qur'an yang dibimbing langsung oleh ustadz Salim. Lc 

Dari metode pembelajaran ini, diharapkan seseorang akan dapat memiliki kemampuan yang memadai dalam membaca Al Qur'an, yang pada saat ini telah tertulis dan tersusun rapi di dalam mushaf mushaf Al Qur'an.

Dengan ketrampilan yang baik dalam membaca mushaf Al Qur'an, proses menghafal Al Qur'an akan menjadi lebih mudah dan terarah.


Sedangkan sebagian dari kalangan lainnya ada juga yang tak kalah semangatnya dalam membaca Al Qur'an kendati mereka tidak atau belum memiliki kemampuan yang memadai dalam hal membaca Al Qur'an dengan baik dan benar secara langsung dari mushaf nya.

Dengan bimbingan langsung dari seorang guru ( ustadz atau ustadzah ) yang membacakan ayat demi ayat Al Qur'an secara fasih, mereka pun mendengarkan bacaan Al Qur'an tersebut dan kemudian menghafalkannya sesuai dengan bacaan yang dicontohkan oleh gurunya tersebut.

Dengan berbekal kekuatan hafalan, mereka pun kemudian memiliki kemampuan dalam membaca ayat ayat Al Qur'an dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah Tajwid meskipun mereka tidak atau belum memiliki kemampuan untuk membaca tulisan ayat ayatnya secara langsung pada mushaf mushaf Al Qur'an.


Kelebihan dan kekurangan setiap metode dalam membaca Al Qur'an

Setiap cara yang digunakan dalam membaca Al Qur'an, tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an yang rutin telah berjalan di setiap hari Senin. Dibuka kembali kesempatan untuk pendaftaran bagi peserta baru untuk jadwal kajian belajar membaca Al Qur'an di setiap hari Ahad / Minggu, jam 20.00 sampai selesai.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an yang rutin telah berjalan di setiap hari Rabu, bada Maghrib jam 18.30 sampai selesai. Dibuka kembali kesempatan untuk pendaftaran bagi peserta baru untuk jadwal kajian belajar membaca Al Qur'an di setiap hari Kamis pagi, jam 08.00 sampai selesai.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an yang rutin telah berjalan di setiap hari Kamis. Dibuka kembali kesempatan untuk pendaftaran bagi peserta baru untuk jadwal kajian belajar membaca Al Qur'an di setiap hari Kamis, jam 08.00 pagi sampai selesai.


Bagi mereka yang berkesempatan untuk mempelajari ilmu Tajwid tentu akan dapat memiliki ketrampilan yang memadai untuk membaca Al Qur'an dengan baik dan benar.

Sehingga meskipun seseorang belum hafal Al Qur'an, namun ia telah memahami ilmu Tajwid dengan baik, tentu dengan mudahnya ia akan dapat membaca ayat demi ayat yang tertulis di dalam mushaf Al Qur'an, kapan saja, dan di mana saja ia berada. 

Keutamaan lainnya yang dapat diperoleh adalah dari segi ganjaran pahala yang akan digandakan hingga 10 kali lipat atas setiap huruf dari ayat ayat yang dibacanya langsung pada mushaf Al Qur'an.


Namun demikian, ilmu Tajwid ini tentu saja belum dapat diberikan kepada anak anak yang berusia di bawah 5 tahun, sehingga metode membaca Al Qur'an dengan cara menguatkan hafalan kepada anak anak usia di bawah 5 tahun adalah sebuah metode yang tepat untuk digunakan.

Pelajaran Tajwid dapat diberikan secara bertahap ketika seseorang telah berusia di atas 5 tahun atau dinilai telah mampu untuk mempelajari ilmu Tajwid.


Metode belajar di Rumah Qur'an Al Badr

Dari kedua metode belajar membaca Al Qur'an tersebut, Rumah Qur'an Al Badr menerapkan kombinasi di antara keduanya pada setiap kegiatan belajar yang sudah dijadwalkan secara rutin di setiap pekannya.



Fasilitas ruangan belajar yang nyaman dan bersahabat di Rumah Qur'an Al Badr merupakan sarana penunjang keberhasilan kegiatan belajar.

Dengan kemudahan kemudahan yang diberikan dalam proses belajar, diharapkan setiap santri Rumah Qur'an Al Badr dapat memiliki ketrampilan dalam membaca Al Qur'an sekaligus memiliki kesempatan untuk dapat memiliki hafalan yang cukup, dengan target minimal adalah juz ke 30 dari Al Qur'an ( Juz Amma ).



Jumat, 06 Oktober 2023

Editorial Oktober 2023, RQ Al Badr

Cahaya penerang di setiap zaman 
Ditulis oleh team redaksi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta ©


Seorang tokoh pemerhati sosial dan kemasyarakatan terkenal dari Eropa yang hidup di awal abad ke 20, Karl Mannheim telah menggagas sebuah teori mengenai keberadaan dan kondisi masyarakat lintas zaman.

Ilustrasi silih bergantinya generasi di dalam masyarakat, sumber gambar ilustrasi dari : Google 


Berdasarkan teori yang disampaikannya tersebut, secara singkat dapat disimpulkan bahwasanya bagi setiap kelahiran atau kemunculan sebuah generasi baru di tengah tengah masyarakat, secara langsung akan menggantikan eksistensi generasi masyarakat yang sebelumnya setahap demi setahap hingga generasi yang terdahulu itu pun pada akhirnya akan punah ditelan oleh zaman.

Perubahan demi perubahan atau dinamika sosial yang terus berlangsung di tengah masyarakat, yang disertai dengan laju perkembangan zaman dan teknologi diyakini telah turut memberikan andil yang sangat besar dalam membentuk sifat sifat serta karakter unik dari sebuah generasi masyarakat baru, yang bisa jadi akan sangat berbeda tipikalnya dari generasi generasi masyarakat yang sebelumnya.

Keberadaan dari setiap kelompok generasi masyarakat tentunya tak akan pernah terlepas dari rangkaian sejarah dunia dan peristiwa peristiwa global yang akan turut mempengaruhi serta membentuk sifat serta perilaku dari masyarakat tersebut.



Peta generasi masyarakat modern

Pada awal abad ke 21, para ahli sosial dan kemasyarakatan modern telah mengemukakan pendapat, bahwa rentang waktu di antara penghujung abad ke 20 atau sekitar tahun 1995 M hingga pada sekitar satu dekade pada permulaan abad ke 21 atau sekitar tahun 2010 M, adalah masa masa bersejarah bagi terlahirnya sebuah kelompok generasi yang baru di tengah masyarakat modern yang hidup dengan berbagai fasilitas, kemajuan dan penerapan teknologi digital. 
Oleh para ahli Sosial kemasyarakatan, kelompok generasi masyarakat tersebut kemudian dinamakan sebagai "Generasi Z".

Sementara, untuk generasi pendahulu yang telah ada sebelum lahirnya "Generasi Z", anggaplah saja bernama "Generasi Y" dengan rentang masa kelahiran antara tahun 1977 M - 1994  M, telah disebut-sebut sebagai "Generasi pembatas" ( Generasi transisi ) antara masa teknologi analog klasik dengan permulaan era moderenisasi teknologi digital.

Berdasarkan perhitungan di atas kertas, keberadaan kelompok masyarakat "Generasi Y" yang masih hidup pada saat ini, di tahun 2023 M diperkirakan telah mencapai usia di antara 29 hingga 46 tahun.

Sedangkan untuk kelompok masyarakat yang lebih terdahulu lagi dari "Generasi Y", anggaplah saja sebagai "Generasi X" dengan rentang masa kelahiran antara tahun 1965 M - 1976 M, merupakan generasi masyarakat era klasik di mana teknologi berbasis analog dan konvensional masih begitu mendominasi, sementara teknologi digital pada saat itu masih belum begitu pesat berkembang.

Keberadaan kelompok masyarakat "Generasi X" yang masih hidup hingga saat ini di tahun 2023 M, menurut perhitungannya diperkirakan telah berusia di antara 47 hingga 58 tahun.

Di sisi lainnya, untuk kelompok generasi masyarakat yang saat ini, di tahun 2023 M telah berusia sekitar 60 tahun ke atas adalah kelompok masyarakat klasik yang sangat mungkin masih memiliki  karakter yang konservatif baik dari segi cara berfikir, kepribadian, maupun gaya hidupnya.



Generasi teranyar masa kini

Sesuai dengan sistematika pada susunan alfabet latin, penamaan "Generasi Z" dianggap mewakili urutan huruf yang paling akhir setelah sederetan huruf huruf latin sebelumnya seperti X,Y, dan seterusnya.

Setelah rentang waktu bagi terlahirnya kelompok masyarakat "Generasi Z" ini selesai, generasi masyarakat baru yang akan muncul berikutnya kemudian dikembalikan lagi penamaannya sesuai dengan urutan huruf paling awal dari deret alfabet latin, yaitu huruf "A" ( Generasi Alfa ). Maka di masa masa sekarang ini, antara tahun 2011 M - 2025 M merupakan tentang waktu bagi kemunculan kelompok masyarakat generasi di masa depan, yang kemudian dapat disebut sebagai "Generasi A" ( Alfa ).

Di masa mendatang, eksistensi "Generasi A" ( Alfa ) ini kelak akan menggeser dan menggantikan keberadaan dari kelompok masyarakat generasi pendahulunya, yaitu "Generasi Z".



Karakteristik generasi teranyar saat ini

Dapat disimpulkan, berdasarkan rentang masa tahun  tahun kelahirannya, keadaan generasi masyarakat yang teranyar pada saat tulisan ini selesai dibuat, sebutlah saja sebagai "Generasi Alfa", usianya masih relatif sangat muda. Karena generasi  teranyar ini baru menginjak usia di antara 0 hingga 12 tahun, sehingga belumlah dapat diketahui dengan jelas tentang sifat sifat dan karakteristiknya.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, anak anak zaman sekarang sebagai bagian dari "Generasi Alfa" sedang bermain bersama di sebuah pelataran. Sebuah momen berharga ditengah serbuan gadget yang banyak menyita waktu generasi muda.


Akan tetapi, sungguh karakteristik kelompok masyarakat "Generasi Alfa" ini tidak akan jauh berbeda dengan kelompok masyarakat generasi sebelumnya ( "Generasi Z" ) yang saat ini, di tahun 2023 M telah menginjak usia antara 13 hingga 28 tahun, dengan ciri khas sebagai kaum sangat pandai, akan tetapi begitu sangat bergantung pada produk produk berteknologi tinggi.



Problematika Zaman modern 

Sebagian kalangan di dalam masyarakat, terutama yang termasuk pada kalangan generasi generasi sebelum munculnya "Generasi Z", barangkali akan merasa sangat kaget, heran, bahkan bersikap skeptis terhadap sifat khas bawaan, sisi negatif serta perilaku unik dari kelompok masyarakat "Generasi Z" ini.

Betapa norma norma dalam kehidupan bermasyarakat, etika pergaulan, dan pranata pranata sosial yang sejak dahulu dirasakan begitu sakralnya dan terpelihara, saat ini seolah sedang berjalan cepat ke arah belakang menuju pada titik ekstrim degradasi yang seolah nyaris tak dapat dibendung lagi.

Beragam kritik dan ungkapan rasa kesedihan serta kekecewaan dari kelompok masyarakat yang mewakili kalangan "Generasi masa lampau" ramai menjadi topik perbincangan hangat, baik di level obrolan antar tetangga, diskusi publik di media massa, bahkan sampai membanjiri ruang ruang seminar di media media sosial dan komunikasi.

Ada apakah gerangan sebenarnya saat ini ?
Mengapa begitu cepatnya dunia berubah ?, Sementara sebagian besar komponen masyarakat ternyata masih enggan untuk beranjak dari "ketenangan" dan kedamaian hidup di masa lampau, dan merasa begitu asing bila harus berhadapan langsung dengan situasi zaman kekinian.

Apabila kita mau menelaah secara mendalam, semua perubahan perubahan sosial dan dinamika masyarakat yang saat ini sedang hangat diperbincangkan tersebut  sesungguhnya merupakan hasil nyata dari perkembangan pesat yang begitu fundamental dari berbagai bidang kehidupan, terutama bidang ilmu pengetahuan ( sains ) serta teknologi informasi.

Fenomena perkembangan zaman dan silih bergantinya generasi ini sebenarnya telah lama dikenal di dalam literatur literatur primer khazanah ilmu agama Islam, seperti dalam Al Qur'an dan As Sunnah.
Telah nyata disimpulkan, bahwasanya Al Qur'an dan As Sunnah merupakan sarana terbaik untuk mengarungi kehidupan dengan aman dan sukses bagi setiap generasi di dalam masyarakat, di manapun, dan di zaman apapun waktunya mereka berada.



Cahaya di setiap Zaman

Lebih dari 1400 tahun silam, pada sebuah masa yang sangat jauh berselang dari zaman sekarang ini, kabar berita mengenai fenomena silih bergantinya zaman dan generasi yang terjadi di dalam masyarakat telah disampaikan dengan amat jelas oleh seseorang yang menyandang predikat sebagai tokoh terbaik sepanjang sejarah, dialah Muhammad Shalallahu Alayhi Wasallam.

Dalam sebuah pernyataan yang dibacakannya, beliau shalallahu alayhi wasallam telah menyampaikan sebuah pesan mengenai keberadaan beliau sebagai seorang utusan dari penguasa alam semesta, berikut dengan tugas tugas mulia yang diembannya, berkhidmah untuk membimbing seluruh umat manusia yang berada di segala penjuru dunia, dan berada di setiap zaman dan keadaan.
Demikian inilah yang telah disampaikannya kepada masyarakat di seluruh dunia :

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu ( Muhammad ), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".

( Qs Al Anbiya : 107 )


Dalam perjalanan tugas mulianya, hingga pada akhirnya beliau pun berpindah dan menetap di suatu tempat yang bernama Yatsrib, atau sekarang lebih dikenal sebagai kota Madinah. Beliau pun menerima serangkaian kabar berita, yaitu berupa petunjuk Al Qur'anul Karim bagi seluruh kalangan yang berada di muka bumi 


الٓرۚ كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ لِتُخۡرِجَ ٱلنَّاسَ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذۡنِ رَبِّهِمۡ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ 

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”.

( Q.S. Ibrahim, 14 : 1 )


Kehidupan sosial dan kemasyarakatan baik yang berada pada zaman kenabian sampai pada zaman sekarang ini bahkan hingga di zaman yang akan datang nanti, pada dasarnya akan selalu terikat dengan hukum-hukum alam seperti yang telah ditetapkan oleh Sang penguasa jagad raya ini sebagai sebuah "Sunatullah". 

Sebagaimana hukum hukum alam yang berlaku di jagad semesta, hukum-hukum yang berlaku di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan juga telah memiliki sifat yang pasti.

Peralihan eksistensi dari satu generasi masyarakat kepada generasi masyarakat berikutnya juga telah digariskan sebagai suatu pola yang penuh dengan kepastian. 


سُنَّةَ ٱللَّهِ فِي ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلُۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ ٱللَّهِ تَبۡدِيلٗا 

Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah”.

( Qs Al Ahzab : 62 )



Sebuah contoh dari hukum sosial kemasyarakatan yang juga merupakan sunnatullah, ialah sebuah keadaan apabila di tengah tengah suatu masyarakat yang begitu  permisifnya telah menganggap biasa bahkan membiarkan terjadinya perkara perkara kemungkaran, maka dapat dipastikan yang akan terjadi adalah berikutnya beragam kekacauan dan kebinasaan.

Siklus kehidupan suatu umat manusia yang ditetapkan dalam hukum sosial kemasyarakatan akan selalu melalui empat tahapan periode, yaitu periode pembentukan generasi, kemudian dilanjutkan dengan periode generasi yang berjuang keras, kemudian kemunculan generasi yang menikmati hasil perjuangan, hingga akhirnya ditutup dengan generasi yang melakukan kerusakan dan kehancurannya.

Setiap generasi umat manusia pada akhirnya akan mengalami masa masa kemunduran bahkan kehancurannya sebagaimana disebutkan al-Qur’an surah Al A'raf : 34 

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٞۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ 

Tiap-tiap umat mempunyai; batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.




Al Qur'an sebagai petunjuk yang terbaik di setiap Zaman

Banyak fenomena yang terjadi di masa masa sekarang ini, di saat ramai segolongan masyarakat yang menyuarakan pandangan kelompoknya atas dasar menjunjung tinggi demokrasi dan nilai nilai hak azasi manusia dengan beragam pernyataan pernyataan yang kontroversial, bahwa agama Islam merupakan sebuah faktor penghalang terbesar bagi kebebasannya dalam berfikir, meraih kesuksesan, dan kenyamanan hidup bagi seseorang di tengah masyarakat.

Kaum muslimin sebagai masyarakat mayoritas di Indonesia adalah himpunan besar sumber daya manusia ( SDM ) yang jelas akan sangat berhajat pada Al Qur'an dan As Sunnah sebagai pedoman di dalam mengarungi samudera kehidupan. 
Dalam sebuah redaksional ayat disebutkan :

قال الله تعالى؛
 مَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ لِتَشۡقَىٰٓ

Kami tidak menurunkan Al-Qur`an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” 

إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَىٰ

 “Melainkan Al-Qur’an sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah.”


Ayat mulia yang berada pada permulaan surah Thaha tersebut merupakan penegasan dari Allah Ta’ala bahwa Al Qur’an diturunkan bukan untuk membuat manusia menjadi susah, berat, sengsara, atau bahkan menderita. 
Justru sebaliknya, secara mafhum mukholafah ( penafsiran berseberangan ) makna yang terkandung dari ayat ini adalah Al Qur’an itu diturunkan justru untuk membuat manusia hidup bahagia.

Penyebutan redaksi "Engkau / Kamu", bertujuan untuk mewakili umat manusia secara umum yang meliputi setiap suku bangsa, di setiap tempat, dan di setiap waktu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya Al Qur'an merupakan pedoman yang terbaik dan abadi di sepanjang masa.

Al Qur'an dan As Sunnah sebagai pedoman dasar sungguh sangat elastis dan sangat adaptif dalam menyikapi dinamika masyarakat, perkembangan zaman, sains, dan teknologi.
Al Qur'an dan As Sunnah niscaya akan mampu dalam memberikan tuntunan kehidupan sekaligus menjawab tantangan perkembangan zaman melalui kaidah tatacara kehidupan manusia modern sesuai syariat ( fiqih muamalah modern / kontemporer ).

Hal tersebut sebagaimana sebuah pesan yang telah disampaikan oleh Rasulullah shalallahu alayhi wasallam :


إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ

"Sesungguhnya agama Islam itu mudah".

( HR. Bukhari no. 39 ).


Segala petunjuk dalam agama Islam yang sifatnya berupa larangan sesungguhnya merupakan satu bentuk rambu rambu penjagaan bagi keselamatan kehidupan manusia, dan setiap bentuk perintah yang disampaikannya hakikatnya adalah kebaikan kebaikan yang bermanfaat yang dilaksanakan sesuai dengan kadar kemampuan setiap individu masyarakat.

Sebagai penyampai risalah, beliau shalallahu alayhi wasallam menyampaikan suatu bentuk toleransi dan kemudahan sebagai bentuk kasih sayang yang ada di dalam agama Islam :


مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Apa yang aku larang hendaklah kalian menjauhinya, dan apa yang aku perintahkan maka lakukanlah semampu kalian"

( HR. Bukhari dan Muslim )


Kesusahan kesusahan tentu bisa dihindari dan beragam kebahagiaan tentu dapat diraih jika manusia mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan tadzkirah, yaitu rambu-rambu peringatan dalam menjalani hidupnya.

Apabila seseorang berkenan untuk memperhatikan sebuah redaksional ayat Al Qur'an berikut ini, tentu ia akan berkeyakinan bahwasanya Islam adalah rahmatan lil alamiin, penuh kedamaian, dan sangat jauh dari sifat sifat yang kasar, keras, dan ekstrimis sebagaimana yang disampaikan oleh segelintir oknum masyarakat :


فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu ( Muhammad ) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

( Qs. Ali 'Imran 159 )



Kalam penutup 

Rumah Qur'an Al Badr sebagai bagian dari lembaga pendidikan Islam mengajak kepada masyarakat kaum muslimin untuk kembali kepada fitrahnya dengan kembali mempelajari dasar dasar dinul Islam.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, bimbingan belajar Al Qur'an untuk anak usia sekolah, satu di antara komitmen Rumah Qur'an Al Badr dalam menjaga dan mempersiapkan kualitas taqwa "Generasi Alfa" generasi muda teranyar di Indonesia saat ini.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, bimbingan belajar Al Qur'an untuk para ayah, satu di antara komitmen Rumah Qur'an Al Badr dalam menjaga dan mempersiapkan kualitas taqwa "Generasi X dan Generasi Y" generasi para orang tua bagi anak anak nya yang sekarang menjadi "Generasi Z dan Generasi Alfa", generasi teranyar di Indonesia saat ini.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, bimbingan belajar Al Qur'an untuk para ibu, satu di antara komitmen Rumah Qur'an Al Badr dalam menjaga dan mempersiapkan kualitas taqwa "Generasi X dan Generasi Y" generasi para orang tua bagi anak anak nya yang sekarang menjadi "Generasi Z dan Generasi Alfa", generasi teranyar di Indonesia saat ini.


Mempersiapkan generasi muda penerus pembangunan Indonesia, melalui sektor pendidikan Islam dengan segenap dukungan baik berupa dukungan moril maupun materi, yang semuanya in syaa Allah merupakan bagian dari amal sholeh yang berguna di sepanjang masa.


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh.


Jakarta, Rabiul Awal 1445 H / Oktober 2023 M
Team redaksi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta 










Postingan populer

Perjalanan RQ Al Badr sepanjang tahun 2024

Ada sebuah aturan tak tertulis yang sejak dahulu telah menjadi semacam tradisi, yaitu ketika posisi penanggalan kalender telah sampai di are...