Jumat, 10 November 2023

Ruang santri RQ Al Badr, November 2023

Ruang Santri RQ Al Badr

Ada beberapa pertanyaan menarik yang telah sampai di meja redaksi Rumah Qur'an Al Badr yang datangnya dari masyarakat pemirsa website Rumah Qur'an Al Badr.

"Perkembangan dan peningkatan prestasi apa saja kah yang telah didapatkan oleh para santri di Rumah Qur'an Al Badr dalam satu atau dua bulan terakhir ini ?"

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, para santri wakil dari Rumah Qur'an Al Badr saat mengikuti lomba MHQ, MTQ, Azan, Pidato, menggambar dan mewarnai yang diselenggarakan Yayasan Al Ikhsan di komplek Pondok Pesantren Al Ikhsan, di Kebagusan City, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 4 November 2023.

Dan untuk sebuah pertanyaan berikutnya yang juga perlu untuk disampaikan jawabannya seperti ; "Kegiatan menarik apa saja kah yang telah mereka ikuti pada beberapa waktu terakhir ini ?"

Dalam kesempatan rubrik tanya jawab pada halaman Ruang Santri ini, manajemen Rumah Qur'an Al Badr ingin berbagi cerita serta mengulas kabar beritanya secara lengkap untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan bagi masyarakat.

Dalam hal ini, tentunya akan banyak sekali informasi berita yang dapat disampaikan kepada masyarakat, meskipun oleh karena adanya keterbatasan ruang serta proporsi halaman, penjelasannya bisa jadi akan disampaikan secara singkat namun padat.


Prestasi belajar adalah kegembiraan para santri 

Meskipun hanya berupa berita  dan informasi singkat, beberapa hal yang disampaikan itu sesungguhnya dapat memberikan nuansa kebahagiaan atau rasa kepuasan yang tersendiri, khususnya bagi para santri yang belajar di Rumah Qur'an Al Badr.

Para santri yang senantiasa membaca perkembangan berita serta mengikuti bermacam kegiatan di Rumah Qur'an Al Badr tentunya akan dapat saling melihat dan mengevaluasi perkembangan belajarnya masing masing, sehingga diharapkan dapat menumbuh kembangkan semangat saling berlomba terutama di dalam kesungguhannya untuk menuntut ilmu.

Dan untuk pencapaian hasil akhirnya, tentu saja bukanlah hanya sekedar berupa pujian ataupun kata penghargaan yang dijadikannya sebagai target utama dalam menuntut ilmu, akan tetapi prestasi belajar yang diperolehnya itu sesungguhnya kelak akan dapat menghantarkannya pada suatu kebahagiaan dan kepuasan di dalam hati, sebagai bekal untuk beramal sholeh di kemudian hari.

Kebahagiaan dan kepuasan hati para santri inilah yang juga akan menjadi kegembiraan tersendiri bagi setiap orang tua, para walisantri di Rumah Qur'an Al Badr.


Ragam kegiatan santri RQ Al Badr

Di samping kegiatan belajar rutin ( KBM ) yang diselenggarakan tiga hari di setiap pekannya, para santri Rumah Qur'an Al Badr juga  turut serta dalam perhelatan kompetisi ( perlombaan khas Islam ) yang diselenggarakan oleh Yayasan Al Ikhsan yang event nya diselenggarakan pada tanggal 4 November 2023 di komplek pondok pesantren ( SMP IT & SMA IT ) Al Ikhsan yang beralamat di Kebagusan City, kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, sebagian para santri peserta lomba 

Dalam kesempatan lomba tersebut, Rumah Qur'an Al Badr mengirimkan satu rombongan yang terdiri dari 7 orang santrinya untuk mewakili Rumah Qur'an Al Badr.

Ke tujuh santri Al Badr itu di antaranya adalah :

1. Hasbi, peserta lomba MTQ tingkat SMP

2. Ammar, peserta lomba MTQ tingkat SD

3. Revi, peserta lomba MHQ tingkat SD

4. Al Barr, peserta lomba Adzan tingkat SD

5. Aqmar, peserta lomba pidato tingkat SD

6. Sabina, peserta lomba mewarnai tingkat SD

7. Arazka, peserta lomba menggambar tingkat SD


Dalam acara lomba tersebut, rombongan santri Rumah Qur'an Al Badr didampingi oleh guru pembimbing ustadzah Badriyah S.pdi.



Tujuan keikutsertaan lomba 

Sebagaimana telah diketahui, acara lomba yang digelar tersebut terbuka secara umum sehingga dengan demikian akan diikuti pula oleh para peserta yang berasal dari TPA, Rumah Qur'an, ataupun sekolah / lembaga pendidikan lainnya.

Meskipun disadari bahwa perhelatan lomba ini bakalan diikuti oleh para kompetitor yang handal, akan tetapi hal tersebut tidaklah membuat kecil hati para santri Rumah Qur'an Al Badr dalam mengikuti lomba.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, wakil dari Rumah Qur'an Al Badr, Aqmar, saat sedang memperlihatkan kemampuannya berpidato di hadapan dewan juri.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, suasana menjelang perlombaan mewarnai gambar dimulai 

Dengan rasa gembira, lepas, dan tanpa adanya beban mental, para santri Rumah Qur'an Al Badr tampil berlomba menurut bidang lomba pilihannya masing masing, melawan para kompetitor yang di atas kertas jelas lebih unggul dan berprestasi oleh karena lebih terfokus dalam menuntut ilmu di lingkungan pondok pesantren, sementara bagi para santri Rumah Qur'an Al Badr, berkesempatan untuk belajar hanya diperoleh dalam durasi satu setengah jam pelajaran untuk setiap kali belajar, sebanyak 3 kali terjadwal dalam sepekan.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, Sabina bersama para peserta lomba lainnya ketika lomba telah dimulai.




Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, team lomba ketika berada di tengah para peserta lomba lainnya 




Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, Hasbi santri RQ Al Badr peserta lomba Musabaqoh Tilawatil Qur'an bersama para kompetitornya.


Dengan keikutsertaan di dalam lomba tersebut, para santri Rumah Qur'an Al Badr akan merasakan pengalaman yang khas, yaitu bersilaturahmi sambil berlomba dengan rekan rekan sesama santri dari lembaga pendidikan lain.

Para santri Rumah Qur'an Al Badr akan menyaksikan, betapa dunia pendidikan itu sangat luas dan banyak menghadirkan para santri yang berprestasi.

Secara mental spiritual, para santri Rumah Qur'an Al Badr akan dapat memahami, bahwasanya kebersamaan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam Islam.

Dengan demikian mental spiritual pun akan terasah hingga diharapkan dapat menjadi bekal bagi pembentukan mental pemberani seorang pemimpin.

Baik santri laki laki maupun santri perempuan, semuanya memperoleh kesempatan yang sama dalam menumbuh kembangkan kepribadian muslim yang terbaik menurut versinya masing masing.

Untuk pertanyaan yang terakhir, tentunya adalah yang paling di tunggu tunggu ; 

Siapa sajakah para pemenang dari lomba lomba tersebut ?

Mari kita tunggu kabar beritanya dalam satu atau dua pekan ke depan, in syaa Allah.



Praktik wudhu dan sholat fardhu berjamaah.

Kegiatan lainnya yang juga tidak kalah menariknya adalah praktik fiqih thaharah ( wudhu ) dan  tata cara sholat fardhu secara berjamaah bagi seluruh santri.

Manajemen Rumah Qur'an Al Badr memandang bahwa benarnya praktik pelaksanaan tata cara thaharah ( wudhu ) dan sholat fardhu berjamaah merupakan suatu ketrampilan yang wajib dikuasai oleh setiap muslim sejak dari usia belia.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, praktik fiqih thaharah ( wudhu )


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, praktik fiqih thaharah ( wudhu )


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, praktik fiqih thaharah ( wudhu )


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, praktik fiqih thaharah ( wudhu )


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, praktik fiqih sholat fardhu secara berjamaah. Setiap santri Rumah Qur'an Al Badr akan dididik dan dilatih agar memiliki keberanian dan kemampuan untuk menjadi imam shalat berjamaah, tentunya dengan bekal kemampuan tajwid yang baik berikut hafalan Al Qur'an yang telah dikuasainya.

Sehingga diharapkan nantinya ketika telah menginjak usia dewasa, ia akan terbiasa dalam melaksanakan thaharah ( wudhu ) dan memiliki keberanian serta kemampuan dalam memimpin sholat fardhu secara berjamaah ( menjadi  imam ) dengan baik dan benar sesuai dengan petunjuk yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alayhi Wassalam.


Dokumentasi kegiatan pelatihan sholat fardhu di Rumah Qur'an Al Badr cabang Salawati Tengah, Papua Barat.

Sebagaimana program pendidikan santri di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, Rumah Qur'an Al Badr cabang Salawati Tengah, Papua Barat juga mendidik dan melatih fiqih thaharah (  wudhu ), kelancaran bacaan dan tata cara sholat sholat, hingga pelaksanaan sholat fardhu berjamaah.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr cabang Papua, pengecekan hafalan bacaan sholat para santri junior RQ Al Badr oleh santri santri senior.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr cabang Papua, pengecekan hafalan bacaan sholat para santri junior RQ Al Badr oleh santri santri senior.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr cabang Papua, pengecekan hafalan bacaan sholat para santri junior RQ Al Badr oleh santri santri senior.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr cabang Papua, praktik pengecekan  kelancaran bacaan sholat 


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr cabang Papua, praktik fiqih sholat fardhu secara berjamaah. Setiap santri Rumah Qur'an Al Badr akan dididik dan dilatih agar memiliki keberanian dan kemampuan untuk menjadi imam shalat berjamaah, tentunya dengan bekal kemampuan tajwid yang baik berikut hafalan Al Qur'an yang telah dikuasainya.

Pentingnya pengetahuan dasar thaharah ( wudhu ) dan sholat fardhu 

Apabila oleh karena satu bentuk kesengajaan, seseorang tidak mempraktikkan tata cara thaharah ( wudhu ) dengan benar, maka konsekuensi langsung yang akan didapatkannya adalah tertolaknya amalan sholat yang telah didirikannya.

Dan apabila tata cara thaharah ( wudhu ) sudah tepat di dalam pelaksanaannya, maka hal berikutnya yang juga perlu diperhatikan ialah mengenai tata cara melaksanakan sholat dengan baik dan benar agar sholat nya dapat diterima Allah Subhanahu wa Ta'alaa.

Dalam khasanah pengetahuan Islam, syarat agar sah dan diterimanya amalan sholat telah terangkum dalam materi tata cara sholat yang lebih dikenal sebagai Rukun Sholat.

Berkenaan dengan keabsahan amalan dalam pelaksanaan sholat fardhu, terdapat sebuah hadits yang sangat menarik yang dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan rambu rambu peringatan, yaitu sebuah hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, yang tertulis di dalam Shahih al-Targhib, no. 596 :

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً مَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ، لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُودَ، وَيُتِمُّ السُّجُودَ وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ

“Sesungguhnya ada seseorang yang shalat selama 60 tahun, namun tidak diterima (oleh Allah) amalan shalatnya selama itu walau satu shalatpun. Boleh jadi (sebabnya) dia sempurnakan ruku’-nya tetapi sujudnya kurang sempurna, demikian pula sebaliknya".


Sebagaimana telah diketahui, bahwa sholat merupakan amalan ibadah yang paling utama dilaksanakan oleh setiap muslim oleh karena kedudukannya yang paling mulia, yang merupakan rukun ke dua dari rukun Islam yang berjumlah 5.




Sabtu, 04 November 2023

Doa untuk rakyat Palestina

Solidaritas kemanusiaan untuk Palestina.

Rumah Qur'an Al Badr mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya dan secara khusus pula kepada seluruh warga ( civitas ) di Rumah Qur'an Al Badr untuk bersama sama memberikan dukungan serta simpati ataupun doa yang tulus atas perjuangan saudara saudara kita, rakyat Palestina yang saat ini sedang berjuang untuk memperoleh kembali kemerdekaannya dari penindasan zionisme.



Semoga dengan perantara shalawat dan doa doa tulus yang kita panjatkan kepada Allah yang maha pengasih dan maha penyayang dapat membantu rakyat Palestina agar kembali pada keadaan aman, sejahtera, dan berdaulat sebagai negara Palestina yang merdeka.




Berikut adalah beberapa contoh doa yang dapat dipanjatkan untuk rakyat Palestina yang penulis dapatkan dari beberapa sumber, akan tetapi bila seseorang belum mampu untuk membaca ataupun menghafalnya redaksional lafadz doa sendiri pun secara bebas dapat dipanjatkan :

 اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ 

Allâhumma innâ nasta'înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu'minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla'u wa natruku man yafjuruk. Allâhumma iyyâka na'budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas'â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq. 


Artinya:

"Wahai tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir."



 اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ 

Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak. Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât. Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam. 


Artinya:

"Wahai tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu.

Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat. Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat. Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kauikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu. Wahai Tuhan hak, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, keluarga, dan para sahabatnya."



Solidaritas kemanusiaan untuk rakyat Palestina

Catatan :

Tulisan ini adalah narasi aseli yang ditulis langsung oleh team redaksi Rumah Qur'an Al Badr. Isinya mengenai sejarah singkat Palestina, sejak masa klasik hingga saat ini 



Sejarah singkat latar belakang bumi Palestina.

Palestina, merupakan sebuah wilayah yang sangat bersejarah, di dalamnya terdapat komplek Masjidil Aqsa ( Baitul Maqdis ) yang menjadi Qiblat pertama bagi umat Islam dan bagi umat para nabi yang terdahulu.

Tempat yang begitu diagungkan ini adalah bukti nyata dari sejarah perjalanan dakwah para nabi Allah di dalam menyampaikan dan menegakkan kalimat Tauhid.

Keistimewaan yang begitu besar dari keberadaan tempat ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kisah nyata perjalanan Isra dan Mi'raj yang begitu spektakuler, yaitu ketika Allah Subhanahu wa Ta'Alaa memperjalankan nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam dari Masjidil Haram di Mekkah sampai ke Masjidil Aqsa di Palestina hingga kemudian mi'raj ke Sidratul Muntaha untuk langsung menerima kewajiban perintah sholat hanya dalam waktu satu malam. Semuanya telah diabadikan secara khusus di dalam Al Qur'an, surat Al Isra, ayat 1.


Arsip catatan sejarah Palestina terkini 

Catatan lembaran sejarah terkini mengenai tanah Palestina kiranya dapat dimulakan sejak dari paruh pertama di abad ke 1 Hijriah, pada saat umat Islam berada di bawah kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu, yaitu ketika pasukan muslimin yang dipimpin langsung oleh Sa'ad bin Ubadah Radhiyallahu anhu berhasil membebaskan bumi Palestina dan Baitul Maqdis setelah beberapa waktu lamanya sempat dikuasai oleh kekaisaran Romawi.

Dengan kembalinya tanah Palestina bersama dengan Baitul Maqdis ke pangkuan umat Islam, maka dakwah tauhid yang telah ditanamkan sejak dari zaman diutusnya para nabi yang terdahulu pun dapat bertemu dan tersambung kembali bersama dengan dakwah tauhid yang disampaikan secara estafet sejak era dakwah nabi Muhammad shalallahu alayhi wasallam hingga sekarang.


Perebutan kekuasaan 

Terselang beberapa abad berikutnya, sejarah pun kembali mencatat rentetan peristiwa, ketika tanah Palestina secara silih berganti berada dalam kendali serta kekuasaan raja raja dari Eropa maupun para khalifah Islam yang pada saat itu saling mengajukan klaim hak kedaulatannya masing masing atas wilayah Palestina dan Baitul Maqdis.

Ilustrasi kompleks Masjidil Aqsa ( Baitul Maqdis ) di Palestina, dokumentasi dari Google.

Wilayah Palestina berikut Baytul Maqdis yang beberapa waktu sempat berada dibawah kekuasaan dan kendali para raja dari Eropa dengan serta merta dapat berada dalam kendali dan kekuasaan kekhalifahan Islam kembali setelah sepasukan muslimin yang dipimpin oleh Shalahuddin Al Ayyubi berhasil membebaskan Palestina dan Baytul Maqdis pada tanggal 2 Oktober tahun 1187 M.

Hingga pada rentang waktu sejak kemenangan Shalahuddin Al Ayyubi dalam menaklukkan hegemoni raja raja Eropa yang menduduki Palestina pada tahun 1187 M, sampai dengan saat menjelang runtuhnya kekhalifahan Islam yang terakhir ( Utsmaniah ) pada permulaan abad ke 20 ( tahun 1924 M ), wilayah Palestina merupakan sebuah daerah yang dihuni oleh beragam kalangan masyarakat, baik dari segi suku bangsa maupun agamanya.

Kemajemukan penduduk di Palestina dapat terlihat dari keberadaan beberapa umat beragama mayoritas seperti Islam, kemudian Kristen, dan Yahudi yang bersama sama hidup dengan rukun dan saling berdampingan.

Meskipun kehidupan masyarakat di Palestina berada di dalam keberagaman, akan tetapi kerukunan dan kedamaian serta toleransi beragama pun telah dirasakan oleh penduduk di sana selama berabad abad lamanya, yaitu ketika wilayah Palestina dan Baitul Maqdis masih berada di dalam kendali pemerintahan kekhalifahan Islam.


Perang dunia pertama dan masa masa kemunduran Islam 

Seiring dengan perjalanan waktu, kisah tentang bumi Palestina pun mulai kembali memasuki babak sejarah yang baru.

Peristiwa perang dunia pertama yang berlangsung antara tahun 1916 - 1918 adalah tonggak bersejarah sekaligus sebagai lonceng penanda dimulainya fase kemunduran politik dan kepemimpinan Islam atas wilayah kekuasaan kekhalifahan Turki Utsmani di Asia dan Eropa, termasuk wilayah Palestina.

Seiring dengan runtuhnya kekuasaan kekhalifahan Islam Utsmaniyah, wilayah Palestina pun bagaikan seperti anak ayam yang tengah kehilangan induknya. Wilayah Palestina kemudian menjadi tempat yang ramai diperebutkan oleh banyak kalangan.

Negara Inggris dan Perancis yang merupakan negara negara sekutu pemenang perang dunia pertama secara otomatis telah menjadi fihak yang amat berkuasa dalam memegang kendali politik atas seluruh wilayah otoritas Palestina.


Politik pecah belah Inggris 

Pada puncaknya, setelah Inggris menjalankan strategi politik adu domba terhadap kaum muslimin dengan mempelopori kemunculan revolusi Arab untuk melawan kekuasaan Khalifah Turki Utsmani, kebijakan politik kontroversial lainnya yang tak  kalah berbahayanya pun kembali dijalankan pula secara sepihak.

Melalui kekuasaan absolut yang diperolehnya, Inggris pun kemudian mengambil kebijakan politik pamungkas untuk membuka lebar lebar kesempatan bagi para kaum Zionis dari Eropa yang kala itu sedang mengalami banyak penindasan oleh bangsa lain ( Jerman ). Setelah memperoleh lampu hijau dari pemerintah Inggris, maka sejak tahun 1930 M, kaum zionis dari Eropa pun kemudian mulai bermigrasi secara massal ( mengungsi ) dari tempat asalnya di daratan benua Eropa menuju ke wilayah bumi Palestina.

Oleh karena para imigran dan pengungsi Yahudi yang berasal dari Eropa ini telah memperoleh jaminan keamanan penuh dari negara Inggris, mereka pun dengan leluasa dapat menguasai secara sefihak, bahkan mampu memperoleh hak kepemilikan atas banyak lahan di wilayah Palestina untuk dijadikan pemukiman ekslusif bagi penduduk zionis di bumi Palestina.

Dengan dukungan penuh politik dan keamanan dari Inggris, masyarakat zionis imigran ini pada tahun 1948 M mendeklarasikan terbentuknya sebuah negara yang pada saat ini dikenal sebagai negara zionis Israel yang semata mata berdiri di atas tanah / bumi Palestina yang sebelumnya telah berdaulat penuh.


Perjuangan rakyat Palestina meraih kembali kemerdekaannya 

Seluruh masyarakat Arab, khususnya masyarakat muslimin di Palestina yang tidak setuju dengan berdirinya negara zionis Israel di atas kedaulatan wilayah Palestina, dengan serta merta melakukan protes sebagai wujud penolakan atas terbentuknya negara Zionis Israel tersebut, baik melalui jalur diplomatis di forum internasional Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB ) yang diwakili oleh Yasser  Arafat ( alm ) sebagai pemimpin organisasi kemerdekaan Palestina ( PLO ), hingga melalui tindakan perlawanan militer yang dilakukan oleh organisasi sayap militer HAMAS.



Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya



Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya



Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya



Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya



Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya


Hingga saat ini, perseteruan antara kaum Zionis Israel dengan masyarakat Palestina pun terasa kian besar dan kompleks.

Peperangan dan pertempuran sengit tiada dapat dihindari lagi yang mengakibatkan berbagai kerusakan dan kehancuran material yang tidak sedikit.

Tak pelak lagi, masyarakat di Palestina yang mayoritas terdiri dari kaum lansia, wanita dan anak anak pun menjadi korban kejahatan perang kaum Zionis Israel.


Dukungan dan simpati masyarakat Indonesia untuk kemerdekaan Palestina 

Palestina sebagai sebuah negara yang berdaulat penuh, tentu berkepentingan untuk memperjuangkan kembali kedaulatannya yang saat ini tengah dirampas oleh Zionis Israel.

Sebagaimana pengakuan pertama yang telah diberikan oleh negara Palestina atas kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda di forum internasional Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB ) pada tahun 1945, maka saat ini kaum muslimin dan masyarakat Indonesia pada umumnya berkepentingan pula untuk turut mendukung kemerdekaan Palestina atas penjajahan kaum Zionis Israel, baik secara moril maupun materiil.

Oleh karena penindasan kaum Zionis Israel terhadap masyarakat Palestina saat ini sudah bukan lagi menjadi semacam konflik dengan dalih latar belakang sentimen agama, akan tetapi sudah menjadi tragedi kemanusiaan yang nyata, ketika dewan keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB ) sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan kaum zionis Israel terhadap masyarakat Palestina yang sejatinya telah berdaulat di atas tanah airnya sendiri.



Sudah menjadi keharusan bagi seluruh masyarakat Indonesia, atas dasar persaudaraan sesama muslim antara masyarakat Indonesia dengan rakyat Palestina, hak azazi kemanusiaan ( HAM ), dan prinsip dasar negara Republik Indonesia untuk menghapus setiap penjajahan di muka bumi oleh karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan keadilan ( pembukaan UUD 45 ), untuk memberikan dukungan penuh dan simpati atas perjuangan rakyat Palestina dalam memperoleh kembali kemerdekaannya.







Kamis, 26 Oktober 2023

Kunjungan staf lurah Ragunan di RQ Al Badr

Di penghujung bulan Oktober 2023, Rumah Qur'an Al Badr kembali menerima kunjungan kerja dari staf Kesra Kelurahan Ragunan, ibu Erlina.

Kedatangan ibu Erlina di sekretariat Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, didampingi pula oleh ibu Nazilah yang mewakili ketua Rt 001 Rw 09, bapak Rahman.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, kunjungan staf Kesra Kelurahan Ragunan di sekretariat Rumah Qur'an Al Badr untuk meninjau kegiatan pendidikan Al Qur'an bagi masyarakat.

Dari Rumah Qur'an Al Badr, turut menyambut kedatangan staf Kesra kelurahan Ragunan tersebut, 16 orang santri yang merupakan santri santri gabungan dari kelas belajar / halaqah ke 1 dan ke 2 yang pada saat itu memang bertepatan dengan jadwal kegiatan belajarnya.

Kehadiran para santri tersebut didampingi oleh dua orang guru pembimbingnya, yaitu ustadz Salim. Lc. dan ustadzah Badriyah. S.PdI

Kunjungan kerja staf Kesra Kelurahan Ragunan kali ini merupakan kunjungan silaturahmi lanjutan atas kunjungan kerja yang pertama kalinya di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, pada saat event peresmian dibentuknya kelas belajar / Halaqah mengaji yang ke 5 ( program Maghrib mengaji ) tepat satu tahun yang lalu, yaitu di bulan Oktober 2022.


Baca juga :

Arsip berita kunjungan perdana staf lurah Ragunan




Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, beberapa santri dari halaqah 1 dan 2 

Dalam kunjungan kerja yang ke dua ini, ibu Erlina yang terhitung sejak tahun 2023 menjabat sebagai staf Kesra Kelurahan Ragunan berkesempatan untuk meninjau langsung jalannya kegiatan belajar Al Qur'an di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, ibu Erlina, staf Kesra Kelurahan Ragunan saat sedang berbincang bincang dengan ketua Rumah Qur'an Al Badr, ustadz Salim. Lc. mengenai program kerja dan perkembangan kegiatan di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta,  Kamis, 26 Oktober 2023.

Dalam sesi perbincangan hangat antara para guru bersama dengan ibu Erlina, manajemen Rumah Qur'an Al Badr berkesempatan pula untuk menyampaikan beberapa informasi mengenai perkembangan dakwah, khususnya yang terkait dengan kegiatan belajar di Rumah Qur'an Al Badr.



Jadwal kegiatan rutin di Rumah Qur'an Al Badr, Oktober 2023.

Dari sisi jumlah kelas pembelajaran, saat ini telah terdapat 8 kelas belajar ( halaqah ) yang secara rutin membimbing pembelajaran Al Qur'an bagi 84 siswa yang tergabung dalam 8 kelas pembelajaran :

6 halaqah anak anak kelas sore.

2 halaqah anak anak kelas Maghrib mengaji.


Sementara untuk kajian kelas usia dewasa, terdapat 3 halaqah belajar yang terdiri dari :

1 halaqah bapak bapak dan remaja putra.

2 halaqah ibu ibu dan remaja putri.


Selain kajian pembelajaran Al Qur'an, kegiatan lainnya yang juga diselenggarakan adalah kajian pembinaan Tauhid Islamiah, dan bimbingan bahasa Arab tingkat dasar.


Dalam kunjungan silaturahmi tersebut, ibu Erlina berpesan agar manajemen Rumah Qur'an Al Badr dapat terus menyelenggarakan dan konsisten dalam mengembangkan bimbingan pengajaran Al Qur'an kepada masyarakat, baik bagi generasi muda maupun masyarakat secara keseluruhan.

Manajemen Rumah Qur'an Al Badr berharap, semoga dengan terselenggaranya kunjungan silaturahmi dari staf kelurahan Ragunan di Rumah Qur'an Al Badr dapat menjadi sebuah harapan baru bagi berkembang nya dakwah melalui bidang pendidikan Al Qur'an di tengah masyarakat.

Sehingga dengan demikian, diharapkan dapat semakin luas pula ruang lingkup khidmah pendidikan Rumah Qur'an Al Badr bagi masyarakat, yang tentunya akan dapat tercapai berkat beragam dukungan yang diberikan baik secara moril maupun materi bagi keberhasilan program dakwah Rumah Qur'an Al Badr untuk masyarakat Indonesia.



Perkembangan belajar santri kelas anak usia sekolah di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, Oktober 2023




Halaqah 1, guru pembimbing ustadzah Badriyah. S.PdI




Halaqah 2, guru pembimbing ustadz Salim. Lc.




Halaqah 3, guru pembimbing ustadz Salim. Lc.




Halaqah 4, guru pembimbing ustadzah Badriyah. S.PdI




Halaqah 5 ( Maghrib mengaji ), guru pembimbing ustadz Rizki




Halaqah 6, guru pembimbing ustadz Rizki 




Halaqah 7, guru pembimbing ustadz Aldy. Sy.




Halaqah 8 ( Maghrib mengaji ), guru pembimbing ustadz Aldy. Sy.








Senin, 16 Oktober 2023

Pekan pendaftaran santri baru

Beberapa pekan setelah diresmikannya kelas pembelajaran yang baru untuk kelompok anak usia sekolah, Rumah Qur'an Al Badr kembali memperluas pelayanan bimbingan pendidikan Al Qur'an bagi masyarakat dengan membuka pendaftaran bagi calon peserta baru, di kelas belajar baca Al Qur'an untuk kategori peserta Ikhwan dewasa ( bapak bapak dan remaja putra ) serta akhwat dewasa ( ibu ibu dan remaja putri ).

Flyer pendaftaran peserta kajian belajar baca Al Qur'an kelas Ikhwan dewasa ( bapak bapak dan remaja putra )

Flyer pendaftaran peserta kajian belajar baca Al Qur'an kelas Akhwat dewasa ( ibu ibu dan remaja putri )

Jadwal yang dicanangkan untuk kelas pembelajaran baru tersebut adalah di setiap hari Ahad, jam 20.00 sampai selesai untuk kelas Ikhwan dewasa ( bapak bapak dan remaja putra ), serta di setiap hari Kamis, jam 09.00 sampai selesai untuk kelas akhwat dewasa ( ibu ibu dan remaja putri ).

Kesempatan pendaftaran peserta baru kajian belajar belajar membaca Al Qur'an dibuka hingga akhir Oktober 2023 M.

Informasi pendaftaran selengkapnya dapat diperoleh melalui nomer contact : 

WhatsApp 0877.7788.0061  ( Suryono )


Tujuan dari dibukanya pendaftaran bagi calon peserta yang baru pada kegiatan belajar baca Al Qur'an ini merupakan satu bentuk komitmen dari Rumah Qur'an Al Badr untuk berkhidmah kepada masyarakat di bidang pendidikan Al Qur'an dengan merealisasikan program "Keluarga Sakinah".

Program "Keluarga Sakinah" merupakan program terobosan Rumah Qur'an Al Badr untuk membimbing setiap keluarga muslim yang berada di lingkungan masyarakat agar lebih mengenal dan mencintai Al Qur'an sebagai petunjuk hidupnya yang akan diawali dengan belajar membaca Al Qur'an secara baik dan benar.


Sebuah nasihat serta perbekalan ilmu 

Membaca adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh setiap muslim dalam berinteraksi terhadap Al Qur'an. Hal tersebut sesungguhnya merupakan cerminan dari makna filosofis serta hikmah dari peristiwa diturunkannya Al Qur'an untuk yang pertama kalinya kepada Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam di gua Hira.

Wahyu pertama yang diterimanya tersebut merupakan sebuah kata perintah "Iqra", yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bermakna kata perintah "Bacalah" !.

( surah Al Alaq : 1 )

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwasanya kegiatan membaca ( tilawah ) Al Qur'an yang dilakukan pada hari ini, ketika Al Qur'an telah selesai diturunkan seluruhnya adalah tahapan yang paling awal bagi setiap muslim dan muslimah dalam mempelajari dan memahami Al Qur'an sebagai pedoman dan petunjuk hidupnya.

Dengan demikian sangatlah dianjurkan bagi seluruh kaum muslimin untuk mau mempelajari cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah dalam ilmu Tajwid agar bacaan Al Qur'an yang dilantunkannya sesuai dengan bacaan yang dilantunkan oleh nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam sejak 14 abad yang lalu.


Makna filosofis Iqro

Nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam adalah figur yang telah terpilih, dengan segenap kelebihan dan keutamaannya, serta dengan tingkat kecerdasannya yang sangat tinggi beliau memiliki sifat Al Fathonah, namun demikian sebagai seorang utusan Allah, beliau tidaklah memiliki kemampuan untuk membaca ataupun menulis ( Ummi ). 

Hal ini tentu saja memiliki hikmah hikmah tersendiri yang menunjukkan bahwasanya Al Qur'an adalah mukjizat berupa firman firman Allah dan bukanlah sebagai hasil kecerdasan pemikiran dan produk tulisan sastra buatan mahluk / manusia.

Beliau pun dibimbing langsung oleh malaikat Jibril Alayhissalam yang kemudian mengajarkannya membaca, menghafal, serta memahami kandungan yang terdapat di dalam surat Al Alaq, ayat 1 sampai 5.

Setelah diturunkannya ayat pertama hingga ayat ke 5 dari surah Al Alaq, tahapan turunnya Al Qur'an dilanjutkan kembali dengan disampaikannya rangkaian ayat ayat berikutnya oleh Jibril Alayhissalam di dalam banyak kesempatan dan waktu, baik ketika nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam masih berada di kota Mekah ( ayat ayat Makkiyah ) hingga saat beliau dan para sahabatnya hijrah dan menetap di kota Madinah. ( ayat ayat Madaniyah ).

Ayat demi ayat pun silih berganti diturunkan sesuai dengan rentetan petistiwa yang tengah terjadi di tengah masyarakat Arab kala itu ( asbabun nuzul ), berikut dengan hikmah hikmah lain yang juga menyertainya.

Pada puncaknya, diturunkannya Al Qur'an kemudian sampai pada bagian akhir dari Al Qur'an, yaitu pada saat disampaikannya sebuah statement berupa legitimasi dari Allah Subhanahu Wa Ta'Alaa, berupa sebuah ayat yang ke 5 dari surah Al Maidah, pada suatu kesempatan ketika Rasulullah shalallahu alayhi wasallam berhaji Wada ( perpisahan ) di padang Arofah bersama para sahabatnya.

Sejak dari permulaan hingga selesainya wahyu diturunkan, Al Qur'an telah dibaca, dihafalkan, dipelajari, dan diimplementasikan langsung di dalam kehidupan masyarakat kala itu.


Keteladanan dari dua golongan sahabat nabi

Di antara para sahabat nabi, ada segolongan orang yang sedari awal telah memiliki kepandaian dalam membaca dan menulis kalimat kalimat sastra berbahasa Arab, maka mereka pun menghafalkan Al Qur'an sambil mendokumentasikan redaksi ayat ayat Al Qur'an yang telah diterima, diajarkan, dan dihafalkannya langsung dari nabi di atas media tulis seadanya, seperti lembaran lembaran kulit kering, kepingan batu, permukaan kayu, dan pelepah kurma. Di antara contoh para sahabat yang terampil dalam membaca dan menulis adalah para Khulafaur Rasyidin, kemudian Zaid bin Tsabit, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqqash.

Sementara itu, sebagian dari para sahabat nabi yang lainnya ada pula yang kebetulan tidak memiliki kemampuan baca dan menulis, namun mereka juga turut bersemangat dalam membaca Al Qur'an, yaitu dengan cara menghafalkannya, merenungkannya, serta mengamalkannya secara bersama sama.

Di antara para sahabat nabi yang tidak memiliki ketrampilan dalam membaca dan menulis namun memiliki hafalan Al Qur'an yang baik contohnya adalah Anas bin Malik, serta Bilal bin Rabbah.

Seperti halnya perjalanan sejarah yang telah berlalu di masa kehidupan nabi bersama dengan para sahabatnya, pada hari ini masyarakat muslimin hendaknya turut pula meneladani sikap serta perikehidupan nabi bersama dengan para sahabat sahabatnya di dalam berinteraksi dengan Al Qur'an yaitu dengan cara membaca, mempelajari, dan memahaminya, hingga sampai pada tahapan mengamalkannya di dalam kehidupan bermasyarakat.


Dua cara dalam membaca Al Qur'an

Sebagian dari kaum muslimin yang hidup pada masa sekarang ini beramai ramai turut  serta dalam mempelajari Al Qur'an, baik di lembaga lembaga pendidikan formal ( Mahad atau madrasah ) maupun di lembaga lembaga pendidikan informal ( Pondok Pesantren, Rumah Qur'an, TPA /TPQ ).

Apa yang mereka pelajari adalah ilmu ilmu yang berkaitan dengan  Al Qur'an, seperti ilmu Tajwid, Tahsin, dan Qiroah hingga berlanjut pada tahapan Tahfidz Al Qur'an ( kegiatan menghafal ) dengan metode secara talaqi ( dibimbing langsung oleh guru / ustadz ).


Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian Tahsin dan belajar membaca Al Qur'an yang dibimbing langsung oleh ustadz Salim. Lc 

Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian Tahsin dan belajar membaca Al Qur'an yang dibimbing langsung oleh ustadz Salim. Lc 

Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, suasana kajian Tahsin dan belajar membaca Al Qur'an yang dibimbing langsung oleh ustadz Salim. Lc 

Dari metode pembelajaran ini, diharapkan seseorang akan dapat memiliki kemampuan yang memadai dalam membaca Al Qur'an, yang pada saat ini telah tertulis dan tersusun rapi di dalam mushaf mushaf Al Qur'an.

Dengan ketrampilan yang baik dalam membaca mushaf Al Qur'an, proses menghafal Al Qur'an akan menjadi lebih mudah dan terarah.


Sedangkan sebagian dari kalangan lainnya ada juga yang tak kalah semangatnya dalam membaca Al Qur'an kendati mereka tidak atau belum memiliki kemampuan yang memadai dalam hal membaca Al Qur'an dengan baik dan benar secara langsung dari mushaf nya.

Dengan bimbingan langsung dari seorang guru ( ustadz atau ustadzah ) yang membacakan ayat demi ayat Al Qur'an secara fasih, mereka pun mendengarkan bacaan Al Qur'an tersebut dan kemudian menghafalkannya sesuai dengan bacaan yang dicontohkan oleh gurunya tersebut.

Dengan berbekal kekuatan hafalan, mereka pun kemudian memiliki kemampuan dalam membaca ayat ayat Al Qur'an dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah Tajwid meskipun mereka tidak atau belum memiliki kemampuan untuk membaca tulisan ayat ayatnya secara langsung pada mushaf mushaf Al Qur'an.


Kelebihan dan kekurangan setiap metode dalam membaca Al Qur'an

Setiap cara yang digunakan dalam membaca Al Qur'an, tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an yang rutin telah berjalan di setiap hari Senin. Dibuka kembali kesempatan untuk pendaftaran bagi peserta baru untuk jadwal kajian belajar membaca Al Qur'an di setiap hari Ahad / Minggu, jam 20.00 sampai selesai.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an yang rutin telah berjalan di setiap hari Rabu, bada Maghrib jam 18.30 sampai selesai. Dibuka kembali kesempatan untuk pendaftaran bagi peserta baru untuk jadwal kajian belajar membaca Al Qur'an di setiap hari Kamis pagi, jam 08.00 sampai selesai.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, suasana kajian belajar membaca Al Qur'an yang rutin telah berjalan di setiap hari Kamis. Dibuka kembali kesempatan untuk pendaftaran bagi peserta baru untuk jadwal kajian belajar membaca Al Qur'an di setiap hari Kamis, jam 08.00 pagi sampai selesai.


Bagi mereka yang berkesempatan untuk mempelajari ilmu Tajwid tentu akan dapat memiliki ketrampilan yang memadai untuk membaca Al Qur'an dengan baik dan benar.

Sehingga meskipun seseorang belum hafal Al Qur'an, namun ia telah memahami ilmu Tajwid dengan baik, tentu dengan mudahnya ia akan dapat membaca ayat demi ayat yang tertulis di dalam mushaf Al Qur'an, kapan saja, dan di mana saja ia berada. 

Keutamaan lainnya yang dapat diperoleh adalah dari segi ganjaran pahala yang akan digandakan hingga 10 kali lipat atas setiap huruf dari ayat ayat yang dibacanya langsung pada mushaf Al Qur'an.


Namun demikian, ilmu Tajwid ini tentu saja belum dapat diberikan kepada anak anak yang berusia di bawah 5 tahun, sehingga metode membaca Al Qur'an dengan cara menguatkan hafalan kepada anak anak usia di bawah 5 tahun adalah sebuah metode yang tepat untuk digunakan.

Pelajaran Tajwid dapat diberikan secara bertahap ketika seseorang telah berusia di atas 5 tahun atau dinilai telah mampu untuk mempelajari ilmu Tajwid.


Metode belajar di Rumah Qur'an Al Badr

Dari kedua metode belajar membaca Al Qur'an tersebut, Rumah Qur'an Al Badr menerapkan kombinasi di antara keduanya pada setiap kegiatan belajar yang sudah dijadwalkan secara rutin di setiap pekannya.



Fasilitas ruangan belajar yang nyaman dan bersahabat di Rumah Qur'an Al Badr merupakan sarana penunjang keberhasilan kegiatan belajar.

Dengan kemudahan kemudahan yang diberikan dalam proses belajar, diharapkan setiap santri Rumah Qur'an Al Badr dapat memiliki ketrampilan dalam membaca Al Qur'an sekaligus memiliki kesempatan untuk dapat memiliki hafalan yang cukup, dengan target minimal adalah juz ke 30 dari Al Qur'an ( Juz Amma ).



Jumat, 06 Oktober 2023

Editorial Oktober 2023, RQ Al Badr

Cahaya penerang di setiap zaman 
Ditulis oleh team redaksi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta ©


Seorang tokoh pemerhati sosial dan kemasyarakatan terkenal dari Eropa yang hidup di awal abad ke 20, Karl Mannheim telah menggagas sebuah teori mengenai keberadaan dan kondisi masyarakat lintas zaman.

Ilustrasi silih bergantinya generasi di dalam masyarakat, sumber gambar ilustrasi dari : Google 


Berdasarkan teori yang disampaikannya tersebut, secara singkat dapat disimpulkan bahwasanya bagi setiap kelahiran atau kemunculan sebuah generasi baru di tengah tengah masyarakat, secara langsung akan menggantikan eksistensi generasi masyarakat yang sebelumnya setahap demi setahap hingga generasi yang terdahulu itu pun pada akhirnya akan punah ditelan oleh zaman.

Perubahan demi perubahan atau dinamika sosial yang terus berlangsung di tengah masyarakat, yang disertai dengan laju perkembangan zaman dan teknologi diyakini telah turut memberikan andil yang sangat besar dalam membentuk sifat sifat serta karakter unik dari sebuah generasi masyarakat baru, yang bisa jadi akan sangat berbeda tipikalnya dari generasi generasi masyarakat yang sebelumnya.

Keberadaan dari setiap kelompok generasi masyarakat tentunya tak akan pernah terlepas dari rangkaian sejarah dunia dan peristiwa peristiwa global yang akan turut mempengaruhi serta membentuk sifat serta perilaku dari masyarakat tersebut.



Peta generasi masyarakat modern

Pada awal abad ke 21, para ahli sosial dan kemasyarakatan modern telah mengemukakan pendapat, bahwa rentang waktu di antara penghujung abad ke 20 atau sekitar tahun 1995 M hingga pada sekitar satu dekade pada permulaan abad ke 21 atau sekitar tahun 2010 M, adalah masa masa bersejarah bagi terlahirnya sebuah kelompok generasi yang baru di tengah masyarakat modern yang hidup dengan berbagai fasilitas, kemajuan dan penerapan teknologi digital. 
Oleh para ahli Sosial kemasyarakatan, kelompok generasi masyarakat tersebut kemudian dinamakan sebagai "Generasi Z".

Sementara, untuk generasi pendahulu yang telah ada sebelum lahirnya "Generasi Z", anggaplah saja bernama "Generasi Y" dengan rentang masa kelahiran antara tahun 1977 M - 1994  M, telah disebut-sebut sebagai "Generasi pembatas" ( Generasi transisi ) antara masa teknologi analog klasik dengan permulaan era moderenisasi teknologi digital.

Berdasarkan perhitungan di atas kertas, keberadaan kelompok masyarakat "Generasi Y" yang masih hidup pada saat ini, di tahun 2023 M diperkirakan telah mencapai usia di antara 29 hingga 46 tahun.

Sedangkan untuk kelompok masyarakat yang lebih terdahulu lagi dari "Generasi Y", anggaplah saja sebagai "Generasi X" dengan rentang masa kelahiran antara tahun 1965 M - 1976 M, merupakan generasi masyarakat era klasik di mana teknologi berbasis analog dan konvensional masih begitu mendominasi, sementara teknologi digital pada saat itu masih belum begitu pesat berkembang.

Keberadaan kelompok masyarakat "Generasi X" yang masih hidup hingga saat ini di tahun 2023 M, menurut perhitungannya diperkirakan telah berusia di antara 47 hingga 58 tahun.

Di sisi lainnya, untuk kelompok generasi masyarakat yang saat ini, di tahun 2023 M telah berusia sekitar 60 tahun ke atas adalah kelompok masyarakat klasik yang sangat mungkin masih memiliki  karakter yang konservatif baik dari segi cara berfikir, kepribadian, maupun gaya hidupnya.



Generasi teranyar masa kini

Sesuai dengan sistematika pada susunan alfabet latin, penamaan "Generasi Z" dianggap mewakili urutan huruf yang paling akhir setelah sederetan huruf huruf latin sebelumnya seperti X,Y, dan seterusnya.

Setelah rentang waktu bagi terlahirnya kelompok masyarakat "Generasi Z" ini selesai, generasi masyarakat baru yang akan muncul berikutnya kemudian dikembalikan lagi penamaannya sesuai dengan urutan huruf paling awal dari deret alfabet latin, yaitu huruf "A" ( Generasi Alfa ). Maka di masa masa sekarang ini, antara tahun 2011 M - 2025 M merupakan tentang waktu bagi kemunculan kelompok masyarakat generasi di masa depan, yang kemudian dapat disebut sebagai "Generasi A" ( Alfa ).

Di masa mendatang, eksistensi "Generasi A" ( Alfa ) ini kelak akan menggeser dan menggantikan keberadaan dari kelompok masyarakat generasi pendahulunya, yaitu "Generasi Z".



Karakteristik generasi teranyar saat ini

Dapat disimpulkan, berdasarkan rentang masa tahun  tahun kelahirannya, keadaan generasi masyarakat yang teranyar pada saat tulisan ini selesai dibuat, sebutlah saja sebagai "Generasi Alfa", usianya masih relatif sangat muda. Karena generasi  teranyar ini baru menginjak usia di antara 0 hingga 12 tahun, sehingga belumlah dapat diketahui dengan jelas tentang sifat sifat dan karakteristiknya.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, anak anak zaman sekarang sebagai bagian dari "Generasi Alfa" sedang bermain bersama di sebuah pelataran. Sebuah momen berharga ditengah serbuan gadget yang banyak menyita waktu generasi muda.


Akan tetapi, sungguh karakteristik kelompok masyarakat "Generasi Alfa" ini tidak akan jauh berbeda dengan kelompok masyarakat generasi sebelumnya ( "Generasi Z" ) yang saat ini, di tahun 2023 M telah menginjak usia antara 13 hingga 28 tahun, dengan ciri khas sebagai kaum sangat pandai, akan tetapi begitu sangat bergantung pada produk produk berteknologi tinggi.



Problematika Zaman modern 

Sebagian kalangan di dalam masyarakat, terutama yang termasuk pada kalangan generasi generasi sebelum munculnya "Generasi Z", barangkali akan merasa sangat kaget, heran, bahkan bersikap skeptis terhadap sifat khas bawaan, sisi negatif serta perilaku unik dari kelompok masyarakat "Generasi Z" ini.

Betapa norma norma dalam kehidupan bermasyarakat, etika pergaulan, dan pranata pranata sosial yang sejak dahulu dirasakan begitu sakralnya dan terpelihara, saat ini seolah sedang berjalan cepat ke arah belakang menuju pada titik ekstrim degradasi yang seolah nyaris tak dapat dibendung lagi.

Beragam kritik dan ungkapan rasa kesedihan serta kekecewaan dari kelompok masyarakat yang mewakili kalangan "Generasi masa lampau" ramai menjadi topik perbincangan hangat, baik di level obrolan antar tetangga, diskusi publik di media massa, bahkan sampai membanjiri ruang ruang seminar di media media sosial dan komunikasi.

Ada apakah gerangan sebenarnya saat ini ?
Mengapa begitu cepatnya dunia berubah ?, Sementara sebagian besar komponen masyarakat ternyata masih enggan untuk beranjak dari "ketenangan" dan kedamaian hidup di masa lampau, dan merasa begitu asing bila harus berhadapan langsung dengan situasi zaman kekinian.

Apabila kita mau menelaah secara mendalam, semua perubahan perubahan sosial dan dinamika masyarakat yang saat ini sedang hangat diperbincangkan tersebut  sesungguhnya merupakan hasil nyata dari perkembangan pesat yang begitu fundamental dari berbagai bidang kehidupan, terutama bidang ilmu pengetahuan ( sains ) serta teknologi informasi.

Fenomena perkembangan zaman dan silih bergantinya generasi ini sebenarnya telah lama dikenal di dalam literatur literatur primer khazanah ilmu agama Islam, seperti dalam Al Qur'an dan As Sunnah.
Telah nyata disimpulkan, bahwasanya Al Qur'an dan As Sunnah merupakan sarana terbaik untuk mengarungi kehidupan dengan aman dan sukses bagi setiap generasi di dalam masyarakat, di manapun, dan di zaman apapun waktunya mereka berada.



Cahaya di setiap Zaman

Lebih dari 1400 tahun silam, pada sebuah masa yang sangat jauh berselang dari zaman sekarang ini, kabar berita mengenai fenomena silih bergantinya zaman dan generasi yang terjadi di dalam masyarakat telah disampaikan dengan amat jelas oleh seseorang yang menyandang predikat sebagai tokoh terbaik sepanjang sejarah, dialah Muhammad Shalallahu Alayhi Wasallam.

Dalam sebuah pernyataan yang dibacakannya, beliau shalallahu alayhi wasallam telah menyampaikan sebuah pesan mengenai keberadaan beliau sebagai seorang utusan dari penguasa alam semesta, berikut dengan tugas tugas mulia yang diembannya, berkhidmah untuk membimbing seluruh umat manusia yang berada di segala penjuru dunia, dan berada di setiap zaman dan keadaan.
Demikian inilah yang telah disampaikannya kepada masyarakat di seluruh dunia :

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu ( Muhammad ), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".

( Qs Al Anbiya : 107 )


Dalam perjalanan tugas mulianya, hingga pada akhirnya beliau pun berpindah dan menetap di suatu tempat yang bernama Yatsrib, atau sekarang lebih dikenal sebagai kota Madinah. Beliau pun menerima serangkaian kabar berita, yaitu berupa petunjuk Al Qur'anul Karim bagi seluruh kalangan yang berada di muka bumi 


الٓرۚ كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ لِتُخۡرِجَ ٱلنَّاسَ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذۡنِ رَبِّهِمۡ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ 

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”.

( Q.S. Ibrahim, 14 : 1 )


Kehidupan sosial dan kemasyarakatan baik yang berada pada zaman kenabian sampai pada zaman sekarang ini bahkan hingga di zaman yang akan datang nanti, pada dasarnya akan selalu terikat dengan hukum-hukum alam seperti yang telah ditetapkan oleh Sang penguasa jagad raya ini sebagai sebuah "Sunatullah". 

Sebagaimana hukum hukum alam yang berlaku di jagad semesta, hukum-hukum yang berlaku di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan juga telah memiliki sifat yang pasti.

Peralihan eksistensi dari satu generasi masyarakat kepada generasi masyarakat berikutnya juga telah digariskan sebagai suatu pola yang penuh dengan kepastian. 


سُنَّةَ ٱللَّهِ فِي ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلُۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ ٱللَّهِ تَبۡدِيلٗا 

Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah”.

( Qs Al Ahzab : 62 )



Sebuah contoh dari hukum sosial kemasyarakatan yang juga merupakan sunnatullah, ialah sebuah keadaan apabila di tengah tengah suatu masyarakat yang begitu  permisifnya telah menganggap biasa bahkan membiarkan terjadinya perkara perkara kemungkaran, maka dapat dipastikan yang akan terjadi adalah berikutnya beragam kekacauan dan kebinasaan.

Siklus kehidupan suatu umat manusia yang ditetapkan dalam hukum sosial kemasyarakatan akan selalu melalui empat tahapan periode, yaitu periode pembentukan generasi, kemudian dilanjutkan dengan periode generasi yang berjuang keras, kemudian kemunculan generasi yang menikmati hasil perjuangan, hingga akhirnya ditutup dengan generasi yang melakukan kerusakan dan kehancurannya.

Setiap generasi umat manusia pada akhirnya akan mengalami masa masa kemunduran bahkan kehancurannya sebagaimana disebutkan al-Qur’an surah Al A'raf : 34 

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٞۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ 

Tiap-tiap umat mempunyai; batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.




Al Qur'an sebagai petunjuk yang terbaik di setiap Zaman

Banyak fenomena yang terjadi di masa masa sekarang ini, di saat ramai segolongan masyarakat yang menyuarakan pandangan kelompoknya atas dasar menjunjung tinggi demokrasi dan nilai nilai hak azasi manusia dengan beragam pernyataan pernyataan yang kontroversial, bahwa agama Islam merupakan sebuah faktor penghalang terbesar bagi kebebasannya dalam berfikir, meraih kesuksesan, dan kenyamanan hidup bagi seseorang di tengah masyarakat.

Kaum muslimin sebagai masyarakat mayoritas di Indonesia adalah himpunan besar sumber daya manusia ( SDM ) yang jelas akan sangat berhajat pada Al Qur'an dan As Sunnah sebagai pedoman di dalam mengarungi samudera kehidupan. 
Dalam sebuah redaksional ayat disebutkan :

قال الله تعالى؛
 مَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ لِتَشۡقَىٰٓ

Kami tidak menurunkan Al-Qur`an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” 

إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَىٰ

 “Melainkan Al-Qur’an sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah.”


Ayat mulia yang berada pada permulaan surah Thaha tersebut merupakan penegasan dari Allah Ta’ala bahwa Al Qur’an diturunkan bukan untuk membuat manusia menjadi susah, berat, sengsara, atau bahkan menderita. 
Justru sebaliknya, secara mafhum mukholafah ( penafsiran berseberangan ) makna yang terkandung dari ayat ini adalah Al Qur’an itu diturunkan justru untuk membuat manusia hidup bahagia.

Penyebutan redaksi "Engkau / Kamu", bertujuan untuk mewakili umat manusia secara umum yang meliputi setiap suku bangsa, di setiap tempat, dan di setiap waktu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya Al Qur'an merupakan pedoman yang terbaik dan abadi di sepanjang masa.

Al Qur'an dan As Sunnah sebagai pedoman dasar sungguh sangat elastis dan sangat adaptif dalam menyikapi dinamika masyarakat, perkembangan zaman, sains, dan teknologi.
Al Qur'an dan As Sunnah niscaya akan mampu dalam memberikan tuntunan kehidupan sekaligus menjawab tantangan perkembangan zaman melalui kaidah tatacara kehidupan manusia modern sesuai syariat ( fiqih muamalah modern / kontemporer ).

Hal tersebut sebagaimana sebuah pesan yang telah disampaikan oleh Rasulullah shalallahu alayhi wasallam :


إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ

"Sesungguhnya agama Islam itu mudah".

( HR. Bukhari no. 39 ).


Segala petunjuk dalam agama Islam yang sifatnya berupa larangan sesungguhnya merupakan satu bentuk rambu rambu penjagaan bagi keselamatan kehidupan manusia, dan setiap bentuk perintah yang disampaikannya hakikatnya adalah kebaikan kebaikan yang bermanfaat yang dilaksanakan sesuai dengan kadar kemampuan setiap individu masyarakat.

Sebagai penyampai risalah, beliau shalallahu alayhi wasallam menyampaikan suatu bentuk toleransi dan kemudahan sebagai bentuk kasih sayang yang ada di dalam agama Islam :


مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Apa yang aku larang hendaklah kalian menjauhinya, dan apa yang aku perintahkan maka lakukanlah semampu kalian"

( HR. Bukhari dan Muslim )


Kesusahan kesusahan tentu bisa dihindari dan beragam kebahagiaan tentu dapat diraih jika manusia mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan tadzkirah, yaitu rambu-rambu peringatan dalam menjalani hidupnya.

Apabila seseorang berkenan untuk memperhatikan sebuah redaksional ayat Al Qur'an berikut ini, tentu ia akan berkeyakinan bahwasanya Islam adalah rahmatan lil alamiin, penuh kedamaian, dan sangat jauh dari sifat sifat yang kasar, keras, dan ekstrimis sebagaimana yang disampaikan oleh segelintir oknum masyarakat :


فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu ( Muhammad ) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

( Qs. Ali 'Imran 159 )



Kalam penutup 

Rumah Qur'an Al Badr sebagai bagian dari lembaga pendidikan Islam mengajak kepada masyarakat kaum muslimin untuk kembali kepada fitrahnya dengan kembali mempelajari dasar dasar dinul Islam.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, bimbingan belajar Al Qur'an untuk anak usia sekolah, satu di antara komitmen Rumah Qur'an Al Badr dalam menjaga dan mempersiapkan kualitas taqwa "Generasi Alfa" generasi muda teranyar di Indonesia saat ini.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, bimbingan belajar Al Qur'an untuk para ayah, satu di antara komitmen Rumah Qur'an Al Badr dalam menjaga dan mempersiapkan kualitas taqwa "Generasi X dan Generasi Y" generasi para orang tua bagi anak anak nya yang sekarang menjadi "Generasi Z dan Generasi Alfa", generasi teranyar di Indonesia saat ini.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, bimbingan belajar Al Qur'an untuk para ibu, satu di antara komitmen Rumah Qur'an Al Badr dalam menjaga dan mempersiapkan kualitas taqwa "Generasi X dan Generasi Y" generasi para orang tua bagi anak anak nya yang sekarang menjadi "Generasi Z dan Generasi Alfa", generasi teranyar di Indonesia saat ini.


Mempersiapkan generasi muda penerus pembangunan Indonesia, melalui sektor pendidikan Islam dengan segenap dukungan baik berupa dukungan moril maupun materi, yang semuanya in syaa Allah merupakan bagian dari amal sholeh yang berguna di sepanjang masa.


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh.


Jakarta, Rabiul Awal 1445 H / Oktober 2023 M
Team redaksi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta 










Postingan populer

Perjalanan RQ Al Badr sepanjang tahun 2024

Ada sebuah aturan tak tertulis yang sejak dahulu telah menjadi semacam tradisi, yaitu ketika posisi penanggalan kalender telah sampai di are...