Solidaritas kemanusiaan untuk Palestina.
Rumah Qur'an Al Badr mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya dan secara khusus pula kepada seluruh warga ( civitas ) di Rumah Qur'an Al Badr untuk bersama sama memberikan dukungan serta simpati ataupun doa yang tulus atas perjuangan saudara saudara kita, rakyat Palestina yang saat ini sedang berjuang untuk memperoleh kembali kemerdekaannya dari penindasan zionisme.
Semoga dengan perantara shalawat dan doa doa tulus yang kita panjatkan kepada Allah yang maha pengasih dan maha penyayang dapat membantu rakyat Palestina agar kembali pada keadaan aman, sejahtera, dan berdaulat sebagai negara Palestina yang merdeka.
Berikut adalah beberapa contoh doa yang dapat dipanjatkan untuk rakyat Palestina yang penulis dapatkan dari beberapa sumber, akan tetapi bila seseorang belum mampu untuk membaca ataupun menghafalnya redaksional lafadz doa sendiri pun secara bebas dapat dipanjatkan :
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ
Allâhumma innâ nasta'înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu'minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla'u wa natruku man yafjuruk. Allâhumma iyyâka na'budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas'â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq.
Artinya:
"Wahai tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir."
اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak. Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât. Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam.
Artinya:
"Wahai tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu.
Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat. Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat. Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kauikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu. Wahai Tuhan hak, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, keluarga, dan para sahabatnya."
Solidaritas kemanusiaan untuk rakyat Palestina
Catatan :
Tulisan ini adalah narasi aseli yang ditulis langsung oleh team redaksi Rumah Qur'an Al Badr. Isinya mengenai sejarah singkat Palestina, sejak masa klasik hingga saat ini
Sejarah singkat latar belakang bumi Palestina.
Palestina, merupakan sebuah wilayah yang sangat bersejarah, di dalamnya terdapat komplek Masjidil Aqsa ( Baitul Maqdis ) yang menjadi Qiblat pertama bagi umat Islam dan bagi umat para nabi yang terdahulu.
Tempat yang begitu diagungkan ini adalah bukti nyata dari sejarah perjalanan dakwah para nabi Allah di dalam menyampaikan dan menegakkan kalimat Tauhid.
Keistimewaan yang begitu besar dari keberadaan tempat ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kisah nyata perjalanan Isra dan Mi'raj yang begitu spektakuler, yaitu ketika Allah Subhanahu wa Ta'Alaa memperjalankan nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam dari Masjidil Haram di Mekkah sampai ke Masjidil Aqsa di Palestina hingga kemudian mi'raj ke Sidratul Muntaha untuk langsung menerima kewajiban perintah sholat hanya dalam waktu satu malam. Semuanya telah diabadikan secara khusus di dalam Al Qur'an, surat Al Isra, ayat 1.
Arsip catatan sejarah Palestina terkini
Catatan lembaran sejarah terkini mengenai tanah Palestina kiranya dapat dimulakan sejak dari paruh pertama di abad ke 1 Hijriah, pada saat umat Islam berada di bawah kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu, yaitu ketika pasukan muslimin yang dipimpin langsung oleh Sa'ad bin Ubadah Radhiyallahu anhu berhasil membebaskan bumi Palestina dan Baitul Maqdis setelah beberapa waktu lamanya sempat dikuasai oleh kekaisaran Romawi.
Dengan kembalinya tanah Palestina bersama dengan Baitul Maqdis ke pangkuan umat Islam, maka dakwah tauhid yang telah ditanamkan sejak dari zaman diutusnya para nabi yang terdahulu pun dapat bertemu dan tersambung kembali bersama dengan dakwah tauhid yang disampaikan secara estafet sejak era dakwah nabi Muhammad shalallahu alayhi wasallam hingga sekarang.
Perebutan kekuasaan
Terselang beberapa abad berikutnya, sejarah pun kembali mencatat rentetan peristiwa, ketika tanah Palestina secara silih berganti berada dalam kendali serta kekuasaan raja raja dari Eropa maupun para khalifah Islam yang pada saat itu saling mengajukan klaim hak kedaulatannya masing masing atas wilayah Palestina dan Baitul Maqdis.
Ilustrasi kompleks Masjidil Aqsa ( Baitul Maqdis ) di Palestina, dokumentasi dari Google.
Wilayah Palestina berikut Baytul Maqdis yang beberapa waktu sempat berada dibawah kekuasaan dan kendali para raja dari Eropa dengan serta merta dapat berada dalam kendali dan kekuasaan kekhalifahan Islam kembali setelah sepasukan muslimin yang dipimpin oleh Shalahuddin Al Ayyubi berhasil membebaskan Palestina dan Baytul Maqdis pada tanggal 2 Oktober tahun 1187 M.
Hingga pada rentang waktu sejak kemenangan Shalahuddin Al Ayyubi dalam menaklukkan hegemoni raja raja Eropa yang menduduki Palestina pada tahun 1187 M, sampai dengan saat menjelang runtuhnya kekhalifahan Islam yang terakhir ( Utsmaniah ) pada permulaan abad ke 20 ( tahun 1924 M ), wilayah Palestina merupakan sebuah daerah yang dihuni oleh beragam kalangan masyarakat, baik dari segi suku bangsa maupun agamanya.
Kemajemukan penduduk di Palestina dapat terlihat dari keberadaan beberapa umat beragama mayoritas seperti Islam, kemudian Kristen, dan Yahudi yang bersama sama hidup dengan rukun dan saling berdampingan.
Meskipun kehidupan masyarakat di Palestina berada di dalam keberagaman, akan tetapi kerukunan dan kedamaian serta toleransi beragama pun telah dirasakan oleh penduduk di sana selama berabad abad lamanya, yaitu ketika wilayah Palestina dan Baitul Maqdis masih berada di dalam kendali pemerintahan kekhalifahan Islam.
Perang dunia pertama dan masa masa kemunduran Islam
Seiring dengan perjalanan waktu, kisah tentang bumi Palestina pun mulai kembali memasuki babak sejarah yang baru.
Peristiwa perang dunia pertama yang berlangsung antara tahun 1916 - 1918 adalah tonggak bersejarah sekaligus sebagai lonceng penanda dimulainya fase kemunduran politik dan kepemimpinan Islam atas wilayah kekuasaan kekhalifahan Turki Utsmani di Asia dan Eropa, termasuk wilayah Palestina.
Seiring dengan runtuhnya kekuasaan kekhalifahan Islam Utsmaniyah, wilayah Palestina pun bagaikan seperti anak ayam yang tengah kehilangan induknya. Wilayah Palestina kemudian menjadi tempat yang ramai diperebutkan oleh banyak kalangan.
Negara Inggris dan Perancis yang merupakan negara negara sekutu pemenang perang dunia pertama secara otomatis telah menjadi fihak yang amat berkuasa dalam memegang kendali politik atas seluruh wilayah otoritas Palestina.
Politik pecah belah Inggris
Pada puncaknya, setelah Inggris menjalankan strategi politik adu domba terhadap kaum muslimin dengan mempelopori kemunculan revolusi Arab untuk melawan kekuasaan Khalifah Turki Utsmani, kebijakan politik kontroversial lainnya yang tak kalah berbahayanya pun kembali dijalankan pula secara sepihak.
Melalui kekuasaan absolut yang diperolehnya, Inggris pun kemudian mengambil kebijakan politik pamungkas untuk membuka lebar lebar kesempatan bagi para kaum Zionis dari Eropa yang kala itu sedang mengalami banyak penindasan oleh bangsa lain ( Jerman ). Setelah memperoleh lampu hijau dari pemerintah Inggris, maka sejak tahun 1930 M, kaum zionis dari Eropa pun kemudian mulai bermigrasi secara massal ( mengungsi ) dari tempat asalnya di daratan benua Eropa menuju ke wilayah bumi Palestina.
Oleh karena para imigran dan pengungsi Yahudi yang berasal dari Eropa ini telah memperoleh jaminan keamanan penuh dari negara Inggris, mereka pun dengan leluasa dapat menguasai secara sefihak, bahkan mampu memperoleh hak kepemilikan atas banyak lahan di wilayah Palestina untuk dijadikan pemukiman ekslusif bagi penduduk zionis di bumi Palestina.
Dengan dukungan penuh politik dan keamanan dari Inggris, masyarakat zionis imigran ini pada tahun 1948 M mendeklarasikan terbentuknya sebuah negara yang pada saat ini dikenal sebagai negara zionis Israel yang semata mata berdiri di atas tanah / bumi Palestina yang sebelumnya telah berdaulat penuh.
Perjuangan rakyat Palestina meraih kembali kemerdekaannya
Seluruh masyarakat Arab, khususnya masyarakat muslimin di Palestina yang tidak setuju dengan berdirinya negara zionis Israel di atas kedaulatan wilayah Palestina, dengan serta merta melakukan protes sebagai wujud penolakan atas terbentuknya negara Zionis Israel tersebut, baik melalui jalur diplomatis di forum internasional Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB ) yang diwakili oleh Yasser Arafat ( alm ) sebagai pemimpin organisasi kemerdekaan Palestina ( PLO ), hingga melalui tindakan perlawanan militer yang dilakukan oleh organisasi sayap militer HAMAS.
Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya
Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya
Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya
Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya
Infografis, perjuangan rakyat Palestina melalui jalur dunia maya
Hingga saat ini, perseteruan antara kaum Zionis Israel dengan masyarakat Palestina pun terasa kian besar dan kompleks.
Peperangan dan pertempuran sengit tiada dapat dihindari lagi yang mengakibatkan berbagai kerusakan dan kehancuran material yang tidak sedikit.
Tak pelak lagi, masyarakat di Palestina yang mayoritas terdiri dari kaum lansia, wanita dan anak anak pun menjadi korban kejahatan perang kaum Zionis Israel.
Dukungan dan simpati masyarakat Indonesia untuk kemerdekaan Palestina
Palestina sebagai sebuah negara yang berdaulat penuh, tentu berkepentingan untuk memperjuangkan kembali kedaulatannya yang saat ini tengah dirampas oleh Zionis Israel.
Sebagaimana pengakuan pertama yang telah diberikan oleh negara Palestina atas kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda di forum internasional Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB ) pada tahun 1945, maka saat ini kaum muslimin dan masyarakat Indonesia pada umumnya berkepentingan pula untuk turut mendukung kemerdekaan Palestina atas penjajahan kaum Zionis Israel, baik secara moril maupun materiil.
Oleh karena penindasan kaum Zionis Israel terhadap masyarakat Palestina saat ini sudah bukan lagi menjadi semacam konflik dengan dalih latar belakang sentimen agama, akan tetapi sudah menjadi tragedi kemanusiaan yang nyata, ketika dewan keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB ) sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan kaum zionis Israel terhadap masyarakat Palestina yang sejatinya telah berdaulat di atas tanah airnya sendiri.
Sudah menjadi keharusan bagi seluruh masyarakat Indonesia, atas dasar persaudaraan sesama muslim antara masyarakat Indonesia dengan rakyat Palestina, hak azazi kemanusiaan ( HAM ), dan prinsip dasar negara Republik Indonesia untuk menghapus setiap penjajahan di muka bumi oleh karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan keadilan ( pembukaan UUD 45 ), untuk memberikan dukungan penuh dan simpati atas perjuangan rakyat Palestina dalam memperoleh kembali kemerdekaannya.