Senin, 12 Agustus 2024

Program pertanian dan perkebunan Rumah Qur'an Al Badr

Dari Rumah Qur'an Al Badr pusat Jakarta beserta cabangnya yang berada di wilayah distrik Salawati Tengah provinsi Papua Barat, Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial ( YaPIS Al Badr ) kembali menghantarkan informasi terkini mengenai berjalannya program pendidikan pertanian dan perkebunan ( agribisnis ) yang dikombinasikan dengan program pendidikan Al Qur'an bagi para pelajar dan santri di Rumah Qur'an Al Badr.

Sejak sekitar tiga tahun yang lalu, Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial ( YaPIS  ) Al Badr telah bekerja sama dengan lembaga pendidikan Madrasah Muhammadiyah ( ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah ) di wilayah distrik Salawati Tengah provinsi Papua Barat, untuk mengelola dakwah dengan mengembangkan sektor pendidikan berbasis Al Qur'an.

Sistem pendidikan pun diterapkan dengan mengintegrasikan materi pendidikan umum berbasis kurikulum  departemen pendidikan dan kebudayaan nasional bersama dengan muatan lokal pendidikan agama Islam seperti tahsin dan Tahfidzul Qur'an.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, kehadiran Rumah Qur'an Al Badr turut andil dalam melengkapi kurikulum pembelajaran umum madrasah dengan pendalaman materi pembelajaran Al Qur'an. 

Di samping membimbing materi pembelajaran Al Qur'an kepada seluruh pelajar madrasah setempat, baik di tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah maupun Aliyah di lembaga pendidikan tersebut, Rumah Qur'an Al Badr juga mengampu pendidikan Al Qur'an bagi masyarakat setempat ( umum ) melalui lembaga TPA.



Latar belakang 

Dengan latar belakang keadaan geografisnya yang berlokasi di daerah pelosok yang dikelilingi hutan dan perairan di wilayah Papua Barat, pengadaan barang-barang kebutuhan pokok bagi para santri yang tinggal di asrama tahfidz putra dan asrama tahfidz putri seperti bahan-bahan pangan, logistik dan obat obatan adalah tantangan terbesar peringkat pertama yang harus dapat diatasi bersama agar program pendidikan dapat berjalan dengan lancar.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, keadaan geografis daerah pelosok di kecamatan Salawati Tengah yang hanya dapat diakses melalui jalur perairan.


Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr, diambil oleh bapak Dwi Irianta S.pd saat mendokumentasikan para santri Rumah Qur'an Al Badr cabang Salawati Tengah provinsi Papua Barat yang sedang belajar tahsin dan tahfidz Al Qur'an di sela sela kegiatan belajar sekolah. 

Tantangan terbesar berikutnya yang juga telah menjadi persoalan klasik bagi setiap lembaga pendidikan yang berada di daerah pelosok adalah minimnya ketersediaan sumber daya manusia ( SDM ) yang terdidik dan terlatih ( guru pendidik serta tenaga medis ).

Untuk menjawab permasalahan tersebut, Rumah Qur'an Al Badr telah menjalankan program jangka panjang, yaitu peningkatan kualitas SDM masyarakat setempat melalui jalur pendidikan formal, dalam hal ini kepada para pelajar dan para santri di Rumah Qur'an Al Badr cabang Salawati Tengah, provinsi Papua Barat.

Rumah Qur'an Al Badr telah memfasilitasi penyuluhan serta menyediakan beragam informasi serta rekomendasi terkait dengan keberadaan program beasiswa eksternal pendidikan yang diselenggarakan oleh fihak ke tiga untuk para pelajar dan santri berprestasi di Rumah di Qur'an Al Badr, baik yang berada di pusat Jakarta, maupun di cabang Salawati Tengah yang bersedia untuk disekolahkan di lembaga-lembaga pendidikan unggulan di pulau Jawa.

Lembaga pendidikan unggulan tersebut dapat berupa Sekolah Islam Terpadu ( IT ), pondok-pondok pesantren modern, maupun Ma'had Islami ( sekolah tinggi Islam ).


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, tunjangan insentif mengajar yang diberikan kepada beberapa pelajar madrasah dan santriwati kelas Aliyah yang diperbantukan menjadi asisten guru untuk pembelajaran tahsin dan Tahfidzul Qur'an bagi adik adik kelasnya. Kekurangan SDM tenaga pengajar yang terdidik dan terlatih adalah permasalahan klasik yang harus dapat segera diatasi.

• Baca artikel terkait :

Mewujudkan impian yang tinggi


Diharapkan output yang dihasilkan yaitu para alumni yang berasal dari lulusan lembaga-lembaga pendidikan unggulan tersebut nantinya dapat menjadi SDM yang berkualitas untuk mencukupi kebutuhan tenaga pendidik yang berkualitas di wilayah Salawati Tengah, Provinsi Papua Barat.

Dengan demikian, dakwah Islam kepada masyarakat dapat menjadi lebih merata di setiap bidang dan meluas hingga sampai di wilayah-wilayah pelosok nusantara.

Dakwah Islam memang harus dapat disebarluaskan ke setiap tempat sehingga dapat berkembang, tidak mandek dan terbatas hanya berada di dalam masjid-masjid, atau di dalam materi khutbah-khutbah Jum'at, lembaran dakwah buletin Jum'at, atau artikel majalah-majalah Islam saja.



Pemberdayaan pertanian dan peternakan 

Indonesia adalah negara agraris ( pertanian ) sekaligus negara maritim ( perairan ) yang pada masa lampau pernah menorehkan sejarah kejayaannya dalam hal swasembada pangan melalui bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan serta perikanan.

Swasembada pangan telah terbukti dapat menghantarkan masyarakat di sebuah negara menjadi masyarakat yang sejahtera.

Sebagaimana telah diberitakan di bagian awal tulisan ini, sektor pertanian dan peternakan adalah satu di antara program untuk mengentaskan permasalahan ekonomi terkait dengan biaya operasional dan logistik untuk menunjang pendidikan para pelajar dan santri Rumah Qur'an Al Badr.

Bapak Dwi Iritanta S.pd sebagai pengelola lembaga pendidikan madrasah setempat, sekaligus sebagai pembina di yayasan pendidikan Islam dan Sosial ( YaPIS ) Al Badr yang menaungi keberadaan Rumah Qur'an Al Badr telah berinisiatif untuk menyediakan fasilitas sebidang lahan pertanian yang dimilikinya untuk dijadikan sarana praktik bertani padi ( sawah ) dan berkebun sayuran serta palawija bagi para pelajar madrasah dan santri Rumah Qur'an Al Badr.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, pelajar / santri Rumah Qur'an Al Badr cabang Salawati Tengah saat praktek lapangan, belajar tata cara bercocok tanam padi di sawah.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, sebidang lahan perkebunan yang ditanami pohon pisang dengan sistem tumpang sari tanaman palawija.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, para pelajar dan santri Rumah Qur'an Al Badr saat sedang praktik bercocok tanam di atas sebidang lahan perkebunan yang ditanami pohon pisang dengan sistem tumpang sari tanaman palawija.


Melalui program tersebut, para pelajar dan santri akan diajarkan cara-cara bertani dan berkebun yang baik, agar ke depannya sektor agribisnis tersebut dapat dijadikan sebagai langkah nyata program ketahanan pangan ( swasembada pangan ) terutama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan operasional pendidikan.

Bertindak sebagai penyuluh pertanian adalah bapak Dwi Irianta S.pd yang merupakan sosok seorang guru sekaligus sebagai petani transmigran di wilayah Salawati Tengah, yang sejak era tahun 80an hingga kini tetap Istiqomah berpartisipasi langsung dalam mengikuti program pendidikan dan pertanian yang diselenggarakan oleh kementerian pendidikan dan kementerian nakertrans Indonesia.



Tahapan awal pembukaan program pertanian dan perkebunan 

Di samping sektor perkebunan dan pertanian, ke depannya sektor peternakan dan perikanan sepertinya juga telah menjadi wacana dan agenda bapak Dwi Irianta S.pd untuk dapat diterapkan di lingkungan tempatnya berada.

Akan tetapi, bagi setiap program yang dicanangkan tentu saja akan memerlukan modal dasar dan biaya operasional yang tidak sedikit.

Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr, diambil oleh bapak Dwi Irianta S.pd saat mendokumentasikan para santri Rumah Qur'an Al Badr yang sedang belajar bercocok tanam padi di sawah.


Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr, diambil oleh bapak Dwi Irianta S.pd saat mendokumentasikan para santri Rumah Qur'an Al Badr yang sedang belajar bercocok tanam pohon pisang dan palawija di kebun.


Pada tahapan awal, bapak Dwi Irianta S.pd telah menggelontorkan anggaran sejumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta Rupiah ) sebagai tahapan awal dalam bercocok tanam di area sawah dan lahan kebun yang dikelolanya tersebut.

Pada tahapan awal, beliau menanami benih-benih padi varietas unggul di atas 1 hektar lahan sawah sekaligus mencetak lahan perkebunan seluas 25 x 40 m2 yang kemudian ditanami tanaman pisang dengan metode tumpang sari tanaman sayuran dan palawija seperti kacang tanah dan ketela.

Dari swadaya masyarakat setempat, terkumpul sumbangan sukarela sejumlah Rp. 2.400.000,- ( dua koma empat juta Rupiah ) yang kemudian digunakan untuk belanja bibit tanaman dan pupuk.

Operasional pertanian dan perkebunan dilakukan secara swadaya dengan melibatkan para pelajar madrasah dan santri Rumah Qur'an Al Badr.



Program pendidikan belajar berkebun di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta 

Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial ( YaPIS ) Al Badr telah berkomitmen untuk ikut mendukung program ketahanan pangan pemerintah Republik Indonesia dengan turut berpartisipasi dan berperan aktif di dalam sektor pertanian dan sektor perkebunan.

Sebagaimana program pertanian atau perkebunan yang telah direalisasikan oleh bapak Dwi Irianta S.pd di daerah Salawati Tengah, program pendidikan pertanian, perkebunan, dan agribisnis juga sudah mulai dipelajari dan dipraktikkan di Rumah Qur'an Al Badr pusat Jakarta.




Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, praktik berkebun sayuran. Bibit singkong yang baru sekitar satu pekan ditanam ( Juni 2024 ) telah mulai bertunas.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, pemanfaatan pekarangan belakang wisma mitra Rumah Qur'an Al Badr untuk belajar bercocok tanam singkong dan mengelola kolam ikan lele dengan media kolam terpal. Bibit singkong tumbuh subur setelah berusia dua bulan sejak ditanam ( Agustus 2024 ).


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, beberapa santri Rumah Qur'an Al Badr Jakarta sedang mengamati kebun singkong sarana belajar bercocok tanam.


Dokumentasi video Rumah Qur'an Al Badr, santri dan santriwati dari halaqah 2 Rumah Qur'an Al Badr Jakarta ketika berada di areal belajar bercocok tanam kebun singkong dan kolam ikan lele.


Pada tahapan awal, program yang mulai dipelajari dan dijalankan secara swadaya oleh masyarakat setempat bersama dengan pengurus di Rumah Qur'an Al Badr adalah budidaya ikan lele dengan media kolam terpal, beserta berkebun singkong yang berlokasi di sebidang tanah kosong berukuran 5 x 10 M2 yang terletak di areal halaman belakang wisma mitra Rumah Qur'an Al Badr di Gg. Kancil Jakarta Selatan.


Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, praktik agribisnis budidaya ikan lele dengan media kolam terpal.

Ke depannya, para santri dapat pula dilibatkan untuk belajar mengelola budidaya ikan lele atau belajar berkebun sayuran, baik di lahan tanah langsung maupun media tanam artifisial, sehingga diharapkan mereka dapat memahami alur proses perkebunan dan budidaya ikan sejak awal hingga sampai pada tahapan panen dan handling pascapanen dalam lingkup usaha agribisnis.

Bidang agribisnis lainnya yang saat ini telah pula dikelola di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta adalah usaha pengumpulan minyak goreng bekas ( jelantah  ) yang berasal dari sisa limbah dapur yang diperoleh dari  sumbangkan masyarakat, yang nantinya akan disalurkan sebagai bahan baku produksi minyak biodiesel.


• Baca artikel terkait 

Mari berdonasi minyak goreng bekas ( jelantah )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya, silahkan menulis pesan pesan anda

Postingan populer

Perjalanan RQ Al Badr sepanjang tahun 2024

Ada sebuah aturan tak tertulis yang sejak dahulu telah menjadi semacam tradisi, yaitu ketika posisi penanggalan kalender telah sampai di are...