Antara pesona pendidikan umum dan indahnya pendidikan Agama Islam
Narasi ditulis oleh team redaksi Rumah Qur'an Al Badr dengan durasi waktu membaca 5 menit.
Andaikan kita boleh mengajukan sebuah pertanyaan sederhana, yang ditujukan kepada para ayah atau pun kepada para ibu mengenai jenis pendidikan apa kah, yang kelak akan mereka siapkan bagi seluruh anak anaknya pada hari ini atau di kemudian hari nanti ?.
Maka dari masing masing keluarga yang diberikan pertanyaan bisa jadi akan memberikan jawaban yang berbeda beda, tergantung dari bagaimana cara pandang seorang ayah sebagai kepala keluarga, ataupun bagaimana prinsip hidup seorang ibu terhadap fungsi dan tujuan pendidikan, serta faktor kecenderungan dan minat yang terlihat pada diri sang anak itu sendiri.
Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, situasi KBM di Rumah Qur'an Al Badr JakartaBahkan di dalam ruang lingkup sebuah keluarga sekalipun, sering pula dijumpai adanya beragam perbedaan, antara jawaban yang diberikan oleh sang ayah dengan jawaban yang diucapkan oleh sang ibu, terlebih lagi bila kemudian jawaban mereka dibandingkan dengan jawaban dari anaknya sendiri.
Kondisi yang demikian itu dapat saja terjadi dan merupakan hal yang sudah biasa di tengah tengah masyarakat di Indonesia.
Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, situasi KBM di sebuah lembaga pendidikan formalParadigma lama dunia pendidikan
Sudah menjadi rahasia umum, ada banyak kalangan di dalam masyarakat yang sejak dahulu telah memilah atau mengelompokkan dunia pendidikan ke dalam 2 kategori besar, yaitu pendidikan umum serta pendidikan agama.
Pendidikan umum adalah studi pembelajaran yang lebih menitik beratkan kepada bidang studi ilmu pengetahuan yang sifatnya keduniaan seperti sains, teknologi, sastra, kesenian, sosial budaya dan lain sebagainya.
Sedangkan pendidikan agama, dalam hal ini agama Islam, adalah pembelajaran yang lebih terfokus kepada bidang bahasan yang bertema keagamaan seperti aqidah, akhlaq, ilmu ilmu alat, tafsir Al Qur'an, Hadits, Fiqih ibadah, Muamalah, dan lain sebagainya.
Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, orang tua murid saat menerima buku raport prestasi belajar anak anaknya tercinta. Setiap orang tua tentu akan selalu mengharapkan prestasi belajar yang terbaik bagi anak anaknya.Dengan adanya pengelompokan dalam dunia pendidikan nasional, masyarakat Indonesia seolah olah telah diajak langsung untuk memilih jenis pendidikan kesukaannya masing masing.
Sebagian kalangan masyarakat ada yang memiliki kecenderungan untuk lebih memilih atau mengedepankan pendidikan umum ketimbang pendidikan agama Islam bagi anak anaknya.
Sehingga yang kemudian dapat terjadi adalah ketika seorang anak telah merasa mantap dan senang dengan jenis pendidikan umum yang telah dipilihnya atau yang telah dipilihkan oleh orang tuanya, maka dengan sendirinya ia pun akan terfokus dan berusaha untuk mencurahkan segenap kemampuannya agar dapat dengan baik memahami setiap materi pelajaran yang diperolehnya.
Pada tahapan berikutnya, dengan keadaan yang demikian, potensi kurangnya perhatian seorang siswa untuk mencukupi kebutuhan akan pelajaran ilmu agama Islam pun akan semakin terbuka lebar.
Pendidikan agama Islam yang terpinggirkan masyarakat
Pada umumnya seorang ayah ataupun seorang ibu, tentu akan merasa sangat bergembira dengan hasil prestasi terbaik yang telah diperoleh anak anaknya yang sedang belajar di sekolah sekolah umum, hal tersebut merupakan suatu hal yang lumrah terjadi pada masyarakat di Indonesia.
Dalam konteks ini, sekolah ataupun lembaga pendidikan umum sungguh telah sukses dalam hal membangun reputasi yang terbaik dan telah sukses pula dalam mendapatkan tempat di hati sebagian besar masyarakat Indonesia yang selama ini telah menganggapnya sebagai tempat belajar favorit, bergengsi, dan yang lebih menjanjikan kesuksesan bagi para alumninya di masa depan.
Kenyataan tersebut sebenarnya tak lepas pula dari peranserta pemerintah sebagai pelaksana regulasi pendidikan sekaligus sebagai penentu arah kebijakan pendidikan nasional yang dalam hal ini telah memberikan prioritas yang lebih banyak dalam hal jumlah sekolah penyelenggara program pendidikan nasional berbasis umum ketimbang sekolah penyelenggara untuk pendidikan berbasis ilmu agama ( Islam ).
Data grafik dari Biro Pusat Statistik ( BPS ) tahun 2023 mengenai perbandingan jumlah lembaga penyelenggara pendidikan umum dengan lembaga penyelenggara pendidikan Islam di seluruh Indonesia.
Meskipun di dalam kurikulum terbaru pendidikan nasional materi pembelajaran bertema agama Islam tetap disajikan di sela sela mata pelajaran pendidikan umum, akan tetapi oleh karena porsi dan durasinya yang sangat sedikit, dirasakan masih sangat jauh dari kata memadai.
Materi pendidikan agama Islam dengan porsi serta durasi yang lumayan banyak baru bisa dijumpai di dalam kurikulum pembelajaran madrasah madrasah diniyah, baik yang dikelola oleh negara dalam hal ini kementerian agama, maupun yang dikelola secara mandiri oleh swasta.
Hal ini barangkali sudah menjadi suatu bentuk formulasi perbandingan yang telah baku, antara jumlah penyelenggara pendidikan umum dengan jumlah penyelenggara pendidikan berbasis agama Islam di Indonesia.
Skala prioritas tersebut bisa jadi dipengaruhi oleh sejarah dan pasang surutnya perjalanan dunia pendidikan nasional yang dimulaikan sejak dari masa awal kemerdekaan Indonesia, atau bahkan mungkin sejak era berdirinya sekolah percontohan nasional bertajuk Taman Siswa yang dipimpin oleh bapak pendidikan nasional, Ki Hadjar Dewantara.
Data lengkap lembaga pendidikan Indonesia dalam angka
Berdasarkan arsip data pendidikan nasional terkini yang dilansir oleh Biro Pusat Statistik ( BPS ) pada tahun 2023 menunjukkan, dari sebanyak 399.376 unit lembaga pendidikan / sekolah mulai dari tingkat dini ( pra sekolah ), tingkat dasar, dan tingkat menengah yang terdapat di seluruh Indonesia, tercatat hanya sekitar 25 %nya saja, atau sekitar 86.000 unit lembaga pendidikan yang dikategorikan sebagai sekolah berbasis pendidikan agama Islam.
Dan mayoritas sisanya, yaitu lebih dari 300.000 unit lembaga pendidikan atau sekitar 75 %nya adalah sekolah atau lembaga pendidikan yang bersifat umum.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan, bahwa dilihat dari segi jumlah unit, keberadaan lembaga penyelenggara pendidikan nasional berbasis agama ( Islam ) hanya menempati prioritas di urutan ke dua setelah pendidikan nasional berbasis umum, dengan skor 1 : 4 sebagai rasio pembandingnya.
Akan tetapi, di sisi lainnya apabila kita merujuk pada data statistik di kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2023, disebutkan bahwasanya di samping lembaga pendidikan berbasis umum serta lembaga pendidikan berbasis agama Islam ( kelompok lembaga pendidikan formal ), baik yang dimiliki oleh negara dalam hal ini kemendiknas dan kemenag, maupun yang dikelola oleh fihak swasta, sebenarnya telah terdapat pula sekitar 39.000an unit sekolah khusus agama Islam di seluruh Indonesia yang bernama pondok pesantren, yang keseluruhnya dikelola oleh swasta ( kelompok lembaga pendidikan non formal ).
Dalam perkembangannya, lembaga pendidikan non formal yang bernama pondok pesantren ini pun kemudian bertransformasi dengan ikut menyajikan porsi materi pendidikan formal ( umum ) bagi para santri santrinya, sehingga bisa memungkinkan bagi mereka ( para santri ) untuk dapat memperoleh ijazah resmi yang diakui negara sebagai persyaratan untuk melanjutkan pendidikan formal nya di sekolah sekolah tinggi agama Islam ( Ma'had aliy / universitas )
Pondok pesantren sebagai benteng pertahanan pendidikan Islam
Di masa kini, telah banyak kalangan di dalam masyarakat yang dengan penuh semangat ikut mendaftarkan anak anaknya untuk bersekolah di pondok pondok pesantren.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh kementerian Agama Republik Indonesia, hingga tahun 2023 terdapat lebih dari 400.000 orang santri yang kini tengah menuntut ilmu agama Islam di pondok pondok pesantren yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia.
Pondok pondok pesantren ini ada yang bertipe pondok pesantren klasik ( Salafiyah ) yang kurikulum pembelajarannya 100% hanya mengaplikasikan ilmu ilmu agama Islam, dan ada pula yang bertipe pondok pesantren modern dengan kurikulum pelajaran agama Islam yang dipadukan dengan materi materi pelajaran umum layaknya di sekolah sekolah formal seperti sekolah Islam terpadu, sekolah umum ataupun sekolah umum kejuruan.
Data grafik Biro Pusat Statistik ( BPS ) tahun 2023, distribusi keberadaan lembaga pendidikan pondok pesantren terbanyak pada beberapa wilayah di Indonesia.
Data grafik Biro Pusat Statistik ( BPS ) tahun 2023, distribusi keberadaan lembaga pendidikan pondok pesantren dalam jumlah sedikit pada beberapa wilayah di Indonesia.
Data grafik Biro Pusat Statistik ( BPS ) tahun 2023, distribusi keberadaan lembaga pendidikan pondok pesantren pada beberapa wilayah di Indonesia. Provinsi Papua Barat menduduki peringkat terbawah dalam sebaran jumlah unit lembaga pondok pesantren di Indonesia.
Animo masyarakat yang cukup besar terhadap pendidikan berbasis agama ini merupakan suatu hal yang cukup menggembirakan, meskipun sangat disayangkan hingga saat ini keberadaan pondok pondok pesantren itu seluruhnya masih murni hasil swadaya dari masyarakat muslimin di Indonesia, meskipun di dalam penyelenggaraannya tetap dibina oleh kementerian agama Republik Indonesia.
Setidaknya masyarakat Indonesia masih memiliki benteng pertahanan kokoh bagi pendidikan agama Islam yang dapat diandalkan, meskipun hingga saat ini belum ada satupun pondok pesantren yang berstatus milik negara ( pondok pesantren negeri ).
Saat ini, negara telah mendelegasikan urusan pendidikan berbasis ilmu agama Islam kepada kementerian agama Republik Indonesia.
Fasilitas lembaga pendidikan agama Islam negeri yang disediakan pemerintah untuk masyarakat Indonesia, baru sebatas berupa sekolah sekolah tinggi Islam atau universitas Islam dengan status sebagai sekolah negara / universitas Islam negeri dengan jumlah 33 universitas yang tersebar di seluruh Indonesia, jumlah yang dirasakan masih belum memadai.
Data Biro Pusat Statistik tahun 2023, jumlah seluruh perguruan tinggi yang berada di seluruh Indonesia dalam 10 tahun terakhir sebanyak sekitar 4000 perguruan tinggi. Dari jumlah tersebut 33 unit di antaranya adalah jumlah populasi sekolah tinggi Islam ( Universitas Islam ) dengan status dimiliki oleh negara / Universitas Islam Negeri.Sehingga dapat disimpulkan, bahwa wacana, gagasan, maupun peran aktif masyarakat muslimin Indonesia secara swadaya dalam merealisasikan penyelenggaraan pendidikan Islam yang memadai mutlak masih sangat dibutuhkan agar masyarakat dapat memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan Islam yang berkualitas.
Peran serta aktif Rumah Qur'an Al Badr
Bagaimana kah peran serta aktif Rumah Qur'an Al Badr dalam merealisasikan penyelenggaraan pendidikan Islam yang memadai bagi masyarakat ?
Narasinya telah disiapkan oleh team redaksi website Rumah Qur'an Al Badr, yang rencananya akan ditayangkan pada postingan di bagian yang ke dua, in syaa Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya, silahkan menulis pesan pesan anda