Keluarga adalah sebuah karunia terindah yang secara khusus telah menjadi bagian dari identitas seseorang semenjak ia terlahir ke dunia ini.
Tanpa keberadaan ataupun peran dari sebuah keluarga, seseorang tidak akan mungkin bisa tercipta kemudian hadir di muka bumi ini dengan keadaan fitrahnya sebagai manusia yang terhormat dan bermartabat.
Satu tujuan
Dengan keanekaragaman-nya, masing-masing keluarga tentu akan memiliki keadaan serta karakteristik yang berbeda-beda.
Ada sekelompok orang yang terlahir di dalam lingkungan sebuah keluarga yang berkecukupan, dan ada pula sekelompok orang yang terlahir di dalam lingkungan keluarga yang sederhana.
Ada seseorang yang begitu terlahir ia langsung berada di tengah-tengah lingkungan keluarga besar, dan ada juga yang ketika terlahir ia berada di dalam lingkup keluarga yang sedikit jumlah anggota keluarganya.
Sebagian kalangan ada yang suasana keluarganya terasa begitu ramai dan meriah, namun sebagian kalangan lainnya ada pula yang lingkungan keluarganya justru terasa sunyi lantaran belum dikaruniai dengan anak keturunan.
Akan tetapi dari berbagai macam bentuk keluarga yang berada di tengah-tengah masyarakat itu, seluruhnya tentu akan mempunyai sebuah "goal" atau cita-cita yang sama, yaitu tercipta sebagai keluarga yang sejahtera, berbahagia, dan penuh kedamaian.
Dalam literatur agama Islam, sebuah keluarga dengan keadaan-keadaan ideal seperti yang telah disebutkan tadi, masyhur dikenal dengan istilah "Keluarga Sakinah".
Dalam sebuah ungkapan berbahasa Arab, makna keluarga sakinah dapat digambarkan pula melalui sebuah jargon yang bertajuk "Bayti jannati" ( Rumahku adalah Surgaku ).
"Rumah" dalam hal ini adalah tempat kediaman untuk sebuah keluarga.
Sedangkan makna dari "surga" adalah gambaran nyamannya suasana di dalam keluarga yang penuh dengan kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.
Harta yang terpendam
Dapat dikatakan, Keluarga adalah sebuah harta yang masih terpendam atau tersembunyi.
Tidak setiap keluarga secara otomatis memiliki karakteristik yang ideal seperti halnya keluarga sakinah.
Dengan demikian tidak semua elemen masyarakat yang disebut sebagai "keluarga" itu dapat menghantarkan rasa kedamaian, kebahagiaan dan manfaat yang besar bagi setiap anggotanya.
Akan tetapi bagi setiap keluarga, baik yang disebut keluarga kecil maupun keluarga besar atau keluarga berada maupun keluarga sederhana tentunya akan memiliki sejumlah potensi terpendamnya masing-masing yang dapat digali, ditemukan, dan dimanfaatkan sebagaimana layaknya harta yang terpendam.
Setiap keluarga memang mempunyai potensi dan kesempatan yang sama untuk menjadi keluarga yang Sakinah, mawaddah, wa rohmah.
Inilah potensi terpendam yang tentunya harus digali dan dikelola dengan sebaik-baiknya.
Jaminan kebahagiaan
Harta benda, anak keturunan, dan kesehatan memang mutlak dibutuhkan untuk menunjang berlangsungnya kehidupan yang nyaman bagi setiap keluarga.
Akan tetapi bila dilihat dari sudut pandang agama Islam, beberapa hal yang penting tersebut ternyata bukanlah tujuan yang paling utama yang akan dicapai dalam kehidupan.
Harta benda, anak-anak keturunan, dan kesehatan justru akan lebih tepat apabila ditempatkan dalam fungsinya sebagai sarana penunjang yang penting bagi tercapainya hikmah kehidupan, yaitu kebahagiaan.
Dalam beberapa redaksi ayat Al Qur'an disebutkan, bahwasanya apabila seseorang lengah atau "lupa", maka harta benda dan keluarganya itu bisa saja menjadi sumber fitnah dan penghalang yang besar dalam usahanya menggapai hikmah kehidupan.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ١٤
Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu memaafkan, menyantuni, dan mengampuni (mereka), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
( Qs. At Taghobun : 14 )
اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌۗ وَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ ١٥
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Di sisi Allahlah (ada) pahala yang besar.
( Qs. At Thagobun : 15 )
Bermunculannya fenomena anak-anak yang "broken home" serta berbagai penyimpangan fitrah yang kadang terjadi di kalangan orang-orang berada, ditengarai merupakan akibat dari ketidak harmonisan yang kerap terjadi di dalam sebuah keluarga sebagai akibat dari kelalaian seseorang dalam memperhatikan, membina dan menjaga seluruh anggota keluarganya.
Sebaliknya, berbagai fenomena kriminalitas maupun penyakit sosial yang sering muncul pula di tengah masyarakat dengan dalih persoalan morat-maritnya ekonomi, sesungguhnya juga bermula dari penyebab yang sama yaitu ketidak-tahuan atau pun kelalaian seseorang dalam menjaga dan memperhatikan anggota keluarganya.
Kedua fenomena ini merupakan gambaran dari keadaan neraka, sebagai kebalikan dari gambaran situasi nyamannya kehidupan surga, yaitu dinamika kehidupan dan situasi yang tengah terjadi di tengah-tengah *masyarakat. ( * baca : keluarga ).
Dalam sebuah redaksional ayat Al Qur'an, seorang kepala keluarga diisyaratkan agar senantiasa menjaga keselamatan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya dari segala marabahaya.
Keselamatan ini, baik di dunia maupun di akhirat adalah kunci kebahagiaan yang pertama.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
( Qs. At Tahrim : 6 )
Sedangkan kunci kebahagiaan yang ke dua adalah fokus dalam merealisasikan tujuan bersama dalam meraih keberkahan, baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Secara spesifik, dalam redaksional ayat Al Qur'an diterangkan pula mengenai sebuah jaminan kecukupan rezeki dalam menghadapi kehidupan, yaitu senantiasa menjauhi kemaksiatan yang menjadi sumber kehancuran dan selalu beristighfar di dalam kehidupannya.
فَقُلْتُ رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ ١٠
“Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun.
يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ ١١
( Jika kamu memohon ampun, ) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,
وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ ١٢
Dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.”
( Qs. Nuh : 10 - 12 )
Dan pada akhirnya nanti, setiap yang hidup pasti akan menemui akhir dari kehidupan dunia nya masing-masing.
Siapa saja yang berusaha dengan kebaikan selama hidupnya di dunia, akan memperoleh hasil kebaikan pula dalam kehidupan akhirat yang merupakan sumber kebahagiaan yang sejati, yaitu keselamatan dan kesejahteraan dalam kehidupan akhirat bersama dengan keluarga tercinta.
Menyadari bahwa kehidupan dunia hanyalah merupakan sarana untuk meraih kebahagiaan dalam kehidupan di akhirat nanti adalah kunci kebahagiaan ke tiga.
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ ١٨٥
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan.
Dan kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu.
( Qs Ali Imran : 185 )
Langkah awal menuju keluarga Sakinah
Ketenangan hidup di dalam keluarga adalah modal dasar dalam menjalani kehidupan di dunia agar tercapai keadaan tenteram layaknya keluarga sakinah.
Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, situasi KBM di TPQ Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, santri putra kelas anak usia sekolah sedang belajar tahsin Al Qur'an.Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, situasi KBM di TPQ Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, santri putri kelas anak usia sekolah sedang belajar kitab Iqro.
Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, situasi KBM di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, santri perempuan kelas dewasa halaqah 1 / bada Maghrib ( ibu ibu ) sedang belajar tahsin dan tahfidz Al Qur'an.
Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, situasi KBM di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, santri perempuan kelas dewasa halaqah 2 / pagi ( ibu ibu ) sedang belajar kitab Iqro.
Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, situasi KBM di Rumah Qur'an Al Badr Jakarta, santri putra kelas remaja dan dewasa halaqah 1 / 2 sedang belajar tahsin dan tahfidz Al Qur'an.
Di antara cara untuk memperoleh ketenangan hati adalah dengan cara berdzikir, dan dzikir yang paling utama adalah membaca Al Qur'an sebagai cahaya penerang bagi kehidupan.
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ٢٨
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.
( Qs. Ar Rad : 28 )
Sehingga apabila setiap anggota keluarga mulai dari ayah, ibu, hingga anak-anaknya senantiasa membaca Al Qur'an dan gemar mempelajari maknanya, maka ketenangan di hati ( sakinah ) dari setiap anggota keluarga pun akan mudah didapatkan.
Dan apabila semakin banyak keluarga yang memperoleh sakinah ( ketenangan hati ), maka cita-cita mewujudkan masyarakat yang tenteram dan sejahtera pun akan mudah pula terealisasi.
Program Keluarga Sakinah di Rumah Qur'an Al Badr.
Melalui program ini, Rumah Qur'an Al Badr membuka kesempatan kepada seluruh masyarakat, baik usia tua maupun muda, laki laki maupun perempuan, untuk mengikuti program belajar membaca Al Qur'an dari nol hingga mahir.
Tujuannya adalah membantu masyarakat agar dapat membaca Al Qur'an dengan baik, sebagai modal awal dan satu bentuk ikhtiar untuk memperoleh ketenangan dan ketenteraman hati layaknya keluarga sakinah.
Keluarga Sakinah adalah keluarga yang diberikan ketenteraman, keselamatan, dan kesejahteraan dari Allah, Rabb yang maha Kaya.
• Rumah Qur'an Al Badr akan membimbing siapa saja yang ingin belajar membaca Al Qur'an dengan menyediakan 3 kategori kelas belajar :
1. Belajar di TPQ Al Badr khusus anak usia sekolah.
2. Belajar di Rumah Qur'an ( RQ ) Al Badr bagi usia remaja dan dewasa khusus untuk kelas laki-laki.
3. Belajar di Rumah Qur'an ( RQ ) Al Badr bagi usia remaja dan dewasa khusus untuk kelas perempuan.
• Setiap peserta yang belajar di Rumah Qur'an Al Badr akan memperoleh fasilitas :
1. Waktu belajar off line ( hadir di kelas ) sebanyak 1 sampai 2 kali setiap pekan dalam setiap kelas belajar yang diikuti oleh maksimal 10 peserta.
2. Waktu belajar dan diskusi lanjutan secara on line via grup WhatsApp.
3. Ruang belajar yang nyaman dan strategis.
4. Buku pelajaran membaca Al Qur'an secara gratis ( Iqro jilid 1 - 6 atau kitab materi tahsin Al Qur'an metode As Syafi'i jilid 1 - 2.
5. Mushaf Al Qur'an secara gratis.
6. Layanan gratis bimbingan menghafal Al Qur'an.
7. Sertifikat bagi yang sudah memperoleh hafalan Al Qur'an minimal 1 juz ( Juz Amma ).
8. Khusus santri kategori anak usia sekolah yang telah memiliki hafalan juz Amma akan memperoleh kesempatan mengikuti seleksi untuk melanjutkan pendidikan formal ke Ma'had Islami atau pondok-pondok pesantren unggulan dengan program beasiswa penuh.
Baca juga berita terkait :
Santri RQ Al Badr sukses memperoleh beasiswa penuh di Ma'had unggulan
Pendaftaran dibuka sampai akhir November 2024 atau sampai kuota kelas terpenuhi.
Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi bagian humas Rumah Qur'an Al Badr Jakarta :
RQ Al Badr informasi : 087777880061
Demikianlah agama Islam, merupakan agama yang penuh dengan keadilan, di mana setiap muslim dan muslimah memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh kemuliaan di sisi Allah dengan cara meningkatkan taqwa, yang di antaranya adalah dengan membaca dan mempelajari Al Qur'an sebagai cahaya kehidupan, sebagaimana pesan yang telah diucapkan oleh yang mulia, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.
إن اللهَ يَرفعُ بهذا الكِتابِ أقْواماً ويَضَعُ به آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat dengan kitab Al-Qur’an ini beberapa kaum dan juga dengan kitab Al-Qur’an ini Allah merendahkan beberapa kaum yang lainnya.”
( HR. Muslim )
Mutiara hikmah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya, silahkan menulis pesan pesan anda