Minggu, 21 Mei 2023

Beasiswa pendidikan santri, langkah nyata mencetak hafidz Al Qur'an.

Tulisan ini merupakan narasi bagian yang ke dua dari tulisan perdana yang telah dipublikasikan sebelumnya, dan direncanakan akan dilanjutkan kembali hingga pada tulisan di bagian yang ke tiga, in syaa Allah.



Pada tulisan bagian yang ke dua ini, penulis bersama staf redaktur website Rumah Qur'an Al Badr akan mengulas seputar perkembangan program beasiswa pendidikan santri pondok, berikut otobiografi Iban sebagai satu dari tiga orang santri Rumah Qur'an Al Badr yang menerima bantuan beasiswa santri, hingga beberapa hal mengenai prestasi dan perkembangan belajar Iban selama kurang lebih 1 tahun berjalan masa pendidikannya di pondok pesantren.

Reportase untuk tulisan perdana yang telah dipublikasikan sebelumnya dapat diakses melalui halaman berita website Rumah Qur'an Al Badr :

Tulisan bagian pertama


Sedangkan untuk reportase tulisan di bagian yang ketiga nanti, penulis akan kembali mengupas otobiografi, prestasi dan perkembangan belajar santri Rumah Al Badr lainnya ( saudara Amir Ganka ) yang saat ini juga tengah melanjutkan pendidikan formalnya di sebuah Ma'had Islamy yang berada di wilayah Jawa Tengah, in syaa Allah.



Perjalanan program beasiswa pendidikan santri yatim / dhuafa di Rumah Qur'an Al Badr.



Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir sejak digulirkannya program beasiswa pendidikan bagi santri pondok, Rumah Qur'an Al Badr telah berhasil menghantarkan beberapa orang santri yang belajar di Rumah Qur'an Al Badr untuk melanjutkan pendidikan ilmu agama Islam di pondok pondok pesantren dan Ma'had Islamy yang berada di provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan menggunakan fasilitas program beasiswa pendidikan santri baik secara eksternal yang diselenggarakan pondok / Ma'had, maupun program bantuan beasiswa internal yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial ( YaPIS ) Al Badr itu sendiri.

Mereka itu adalah para santri di Rumah Qur'an Al Badr yang berkesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikannya di pondok pesantren serta Ma'had Islamy.

Saat ini terdapat 3 orang santri Rumah Qur'an Al Badr yang telah menerima bantuan beasiswa pendidikan pondok. Satu orang santri berasal dari Rumah Qur'an Al Badr Jakarta ( Naddar Putra Pratama ), dan dua orang santri dari Rumah Qur'an Al Badr cabang Salawati Tengah, Raja Ampat, Papua Barat ( Iban, dan Amir Gangka ).

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, Ustadz Salim. Lc. sebagai ketua Rumah Qur'an Al Badr saat mengantar Iban, satu dari tiga orang santri Rumah Qur'an Al Badr ke pondok pesantren Zaid bin Haritsah untuk registrasi calon santri penerima beasiswa eksternal di pondok pesantren Zaid bin Haritsah, tahun 2022.

Digulirkannya program bantuan beasiswa pendidikan bagi santri pondok / Ma'had Islamy tersebut merupakan satu bentuk langkah nyata dari Rumah Qur'an Al Badr dalam merealisasikan visi dan misi Rumah Qur'an Al Badr untuk mencetak generasi muda Islam Indonesia yang cerdas, terampil, berakhlak mulia, dan sekaligus mencetak calon calon hafidz atau hafidzah Al Qur'an di Indonesia.

Sebagaimana telah maklum, bahwasanya pola pendidikan khusus yang selama ini telah diterapkan di pondok pondok pesantren dan ma'had ma'had Islamy merupakan pola pembelajaran yang menerapkan sistem pendidikan berasrama ( boarding school ). Secara faktual, pola pembelajaran yang menerapkan sistem pendidikan berasrama ( boarding school ) telah terbukti merupakan sistem pendidikan yang sangat efektif dan paling efisien menuju pada keberhasilan proses belajar,  meskipun dalam proses pelaksanaannya pola penyelenggaraan pendidikan bersistem asrama ( boarding school ) tentunya akan sangat berhajat kepada tingginya angka kebutuhan finansial, baik dari segi biaya pendidikan ( SPP ), kebutuhan logistik keseharian, hingga biaya asrama ( tempat tinggal sementara bagi santri di pondok / Ma'had ).

Dengan demikian, pada kenyataannya tidak semua kalangan pelajar yang berkeinginan untuk menuntut ilmu di pondok pondok pesantren maupun Ma'had Islamy dapat merealisasikan keinginan mulianya tersebut oleh karena adanya keterbatasan akan akses informasi, akses birokrasi, hingga faktor keterbatasan finansial.

Rumah Qur'an Al Badr, dalam salah satu fungsi utamanya sebagai penyelaras prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, berkomitmen untuk tetap berkhidmah dalam membantu terselenggaranya pemerataan pendidikan Islam bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui jalur program beasiswa pendidikan santri pondok pesantren.



Biografi dan perkembangan belajar Iban, santri Rumah Qur'an Al Badr yang berprestasi.

Sebagai putra kedua dari sebuah keluarga sederhana yang berasal dari wilayah timur Indonesia ( P. Buton ), Iban merupakan seorang warga aseli Papua Barat yang sejak 21 tahun yang lalu dilahirkan dan kemudian dibesarkan di tanah Papua.

Sejak kecil Iban telah melalui seluruh kesehariannya bersama sama dengan warga pribumi asli, mulai dari kehidupan bersosial sampai bermasyarakat, hingga kemudian di usia nya yang ke 7 tahun, Iban berjumpa dengan bapak Dwi Iriyanta S.pd. pada saat beliau sedang melakukan kunjungan kerja di kota Sorong, Papua Barat. 

Bapak Dwi Iriyanta S.pd. adalah pendiri sekolah madrasah Muhammadiyah yang berada di wilayah Kalobo, Salawati Tengah yang saat ini menjabat pula sebagai pembina di Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial / YaPIS Al Badr.

Iban pun kemudian diajak oleh bapak Dwi Iriyanta S.pd. untuk pindah ke kediamannya wilayah Kalobo, Salawati Tengah, kabupaten Raja Ampat untuk kemudian menuntut ilmu di madrasah tsanawiyah yang dikelolanya, hingga di kemudian hari ia menetap di lingkungan asrama Rumah Qur'an Al Badr cabang Salawati Tengah, Papua Barat.



Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, bapak Dwi Iriyanta S.pd. bersama dengan ustadz Salim. Lc. dan keluarga di bandara Sorong, saat menjemput Iban yang tengah berada di Papua Barat setelah selesai mengikuti program kesehatan untuk kembali ke P. Jawa, melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren Zaid bin Haritsah.

Setelah lulus dari madrasah tsanawiyah setempat, kini Iban tengah melanjutkan pendidikan formalnya di sebuah madrasah Aliyah yang berada di pulau Jawa, tepat nya di pondok pesantren Zaid bin Haritsah yang berlokasi di kecamatan Semplak, kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui program beasiswa eksternal.

Selama hampir genap 1 tahun mengenyam pendidikan di pondok pesantren Zaid Bin Haritsah, Iban telah berhasil memperoleh beberapa prestasi dari perkembangan belajarnya di pondok pesantren tersebut.

Dokumentasi Rumah Qur'an Al Badr, Ustadz Salim. Lc. bersama Iban, santri Rumah Qur'an Al Badr cabang Salawati Tengah, Papua Barat, ketika telah sampai kembali di pondok pesantren Zaid bin Haritsah, Bogor, Jawa Barat, Mei 2023, ditemani oleh kerabat nya ( saudara Hanafi )  yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah, yang juga sedang menuntut ilmu melalui jalur beasiswa eksternal secara mandiri di pondok pesantren tersebut.

Di masa masa awal pendidikan, Iban tercatat belum memiliki kredit 1 juz pun dari hafalan Al Qur'an, akan tetapi setelah kurang lebih satu tahun perjalanan, kini Iban telah berhasil memperoleh 3 juz hafalan Al Qur'an dengan predikat mumtaaz ( juz ke 30, 29, dan 28 ) serta 1 juz hafalan Al Qur'an dengan predikat jayyid ( juz 27 ).


Mengacu pada kurikulum belajar yang diterapkan di pondok pondok pesantren, program tahfidz Al Qur'an tentunya akan selalu mendapatkan porsi perhatian yang sangat besar di samping program pendidikan ilmu ilmu alat ( bahasa Arab ) dan program pendidikan khas pondok yang lainnya, dengan target utama selama 3 tahun untuk keseluruhan hafalan sebanyak 30 Juz Al Qur'an.

Di masa masa berikutnya, Rumah Qur'an Al Badr akan tetap berkomitmen untuk memfasilitasi dan membantu kaum muslimin masyarakat Indonesia, khusus nya yang berasal dari kalangan anak anak yatim dan dhuafa untuk menjadi hafidz dan hafidzah Al Qur'an serta menjadikannya sebagai pribadi pribadi generasi muda Indonesia yang tangguh, cerdas, terampil, dan bertaqwa, in syaa Allah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya, silahkan menulis pesan pesan anda

Postingan populer

Perjalanan RQ Al Badr sepanjang tahun 2024

Ada sebuah aturan tak tertulis yang sejak dahulu telah menjadi semacam tradisi, yaitu ketika posisi penanggalan kalender telah sampai di are...